Mohon tunggu...
Jo Amatir. Greenwood
Jo Amatir. Greenwood Mohon Tunggu... wiraswasta -

cuap cuap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

generasi raksasa

8 Februari 2011   11:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dahulu kala di sebuah pulau hiduplah sekumpulan raksasa, para raksasa ini sangat suka memakan manusia. karna memang itu makanan yang dia pelajari dari generasi ke generasi. dengan rakusnya para raksasa selalu memakan manusia. hingga manusia menjadi langka dan hampir punah. dan akhirnya para tetua tetua raksasa kelabakan dan mengadakan rapat mendadak. dan keputusan sementaranya semua para raksasa di larang tuk rakus, makanlah bila lapar dan jangan makan bila tak lapar. sebagai penguat alasanya untuk mengurangi gejolak kelangkaan manusia para tetua mengeluarkan RUUR (rancangan undang undang raksasa) dan aturan utamanya di mana saat perut lapar bisa sangat menguntungkan karna bisa menambah kekuatan, menguatkan rasa di semua indra. hingga terbentuklah kekuatan yang menambah usia. karna raksasa selalu percaya kepada tetua percayalah semua raksasa. perlahan lahan kelangkaan manusia bisa di atasi, dan pada akhirnya manusia nyaman hidup berdampingan dengan raksasa hingga ada juga salah satu raksasa yang jatuh cinta kepada manusia, walau kisah cintanya terlarang, terbukti cinta mampu merubah segalanya. semakin lama semakin banyak para raksasa yang kawin silang dengan manusia. hingga sekarang raksasa asli menjadi langka. dan semakin mereka kehilangan tempatnya menjadi raksasa. dan pada akhirnya semua raksasa malu mengakui diri sebagai raksasa, dan minta kepada para dewa dewa agung tuk mengijinkan hidup berdampingan dengan manusia. dewa dewa setuju walau dengan syarat tak boleh lagi memakan manusia.

Dengan kesaktianya raksasa pun berubah wujud menyerupai manusia. Setelah perjanjian itu pulau pulau menjadi tentram. walau kadang masih ada perang, toh perang perang yang terjadi sebagian besar hanya rebutan masalah sepele. masalah yang sebenarnya hanya nafsu tuk saling mengendalikan. saat raksasa berubah menjadi baik, ternyata hasil kawin silang raksasa dan manusia membuat semua menjadi lebih runyam, bahkan lebih kejam banyak perang yang di awali rebutan wanita, ada perang demi menumpas penjahat, ternyata ada maksud merebut tambang makanan. banyak kematian hanya demi sebuah paham, ada pembunuhan karna godaan harta, banyak kelaparan karna penimbunan yang cuman mencari untung, sementara para pemimpin sibuk mengumpulkan bekal tuk hari tuanya. Perjalan hidup terus berjalan, raksasa telah kehilangan tempatnya, di gantikan generasi kawin silang dengan para manusia. sempai sekarang hidup dari generasi ke generasi, terus merambat memulai sebuah peradaban baru, walau kadang sifat sifat sangarnya muncul lebih dominan. para raksasa berganti wujud menjadisedikit santun. TAMAT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun