dia menatapku dengan tajam menghujam
terasa bagai serpihan kaca yang menyayat syaraf bekuku
perlahan namun ragu ku balas dengan sinar ragu
ah desisku, ''kenapa Tuhan memberiku perasaan pemalu""
rasa menjadi kaku, aku tak kuasa menginjak tanah ini.
pandangku berkunang, perutku mual terlilit sulit.
pertahanku tak kuat menahan sinar sayatan sang makluk surga.
aku berlari sekencang kencangnya, melewati lembah menuruni tebing terjal.
tak lagi kurasakan sakit, semua nampak mudah tak bertepi, tapi kadang juga abstrak tanpa wujud bukti
sepi, sudah keceraikan sebelum sempat mengikat.
hangat, hilang tertelan panas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!