Mohon tunggu...
JOHAN RAHARJA
JOHAN RAHARJA Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sepak bola kita saat ini jaauuuuhhhhh lebih baik dibanding rezim sebelumnya.\r\nTapi mengawal agar makin lebih baik dan benar itu wajib.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Persebaya 1927 menunggu nasib dan di usir dari mess eri erianto(karang gayam)

29 Oktober 2013   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:51 2509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383059483471018173

Setelah ada secercah harapan atas ditanggapinya gugatan CAS persebaya 1927 sedikit membangkitkan gelorah cholid goromah dan juga para pendukungnya. Meskipun penulis sendiri agak heran karena waktu ditengok di laman tas.cas gak ada jadwal yang dimaksud.

Tapi okelah biarlah ada secercah harapan untuk memberi nafas cholid goromah demi memberi harapan(janji) juga untuk taufiq cs,

Tapi kali ini penulis sedikit terusik akan keberadaan persebaya 1927 di mess kebangganya, mess eri erianto yang berlokasi di jl. karanggayam.

Ada apa dengan mess tersebut..??

Mess yang terletak di jl karanggayam yang saat ini tengah sepi dari aktifitas. Selain para pengurus wisma yang udah ogah ngurus karena gajih mereka juga dikemplang cholid ghoromah. Juga para pemain sudah ogah menginjakan kaki di mess tersebut.

Dengan kondisi yang cukup memprihatinkan itu, maka perwakilan karyawan tersebut mohon hendaknya PSSI Surabaya yang dipimpin Haji Gede Widiade segera ngantor ke Wisma Eri Irianto. Sebab Wisma tersebut hak milik PSSI Surabaya. Bukan milik PT. Persebaya Indonesia (PI), PT. Pengelola Persebaya (PP) atau pun milik pribadi Cholid Ghoromah .

Wisma tersebut merupakan milik PSSI Persebaya, menurut salah satu karyawan, karena lahannya hasil hibah dari Walikotamadya Surabaya (alm) H. Moehadji Widjaja pada PSSI Surabaya. Lahan itu dihibahkan untuk kantor PSSI Surabaya, sehingga para pengurus memiliki kantor tetap dalam mengatur kompetisi klub anggota PSSI Surabaya.

Pembangunan kantor PSSI Surabaya itu, dikatakan, pertamaka kali dilakukan saat H. Imam Utomo Soeparno menjabat Danrem 084 Bhaskara Jaya, yang juga menjabat Ketua Umum PSSI Surabaya dan Ketua Umum Persebaya Surabaya. Pembangunan kedua yang merubah bangunan sederhana menjadi gedung bertingkat itu dilakukan oleh Walikotamadya Surabaya (alm.) H. Sunarto Sumoprawiro saat menjabat Ketua Umum PSSI Surabaya dan Ketua Umum Persebaya Surabaya.

Berpijak pada sejarah keberadaan wisma tersebut, maka empat perwakilan karyawan itu berharap dalam waktu dekat kepengurusan PSSI Surabaya baru segera pindahan kantor dari Gelora 10 Nopember.

“Kalau Pak Gede ngantor di Wisma ini, saya yakin nasib kami semua akan tertolong . Sebab kami semua tahu akan karakter Pak Gede yang tidak tega melihat orang susah,” ujar mereka.

Dan siapakah mafia sebenarnya?

Sedikit copas ni(demi menjaga isi)

Tak hanya karyawan wisma yang mengeluh sebagai korban manajemen Saleh Ismail Mukadar dan Cholid Ghoromah. Beberapa pemain Persebaya 1927 yang tak mau disebutkan namanya juga curhat. Mereka merasa dibelenggu oleh pihak manajemen. “Semua pemain sangat loyal pada Persebaya. Justru pihak manajemen yang tidak mematuhi kontrak kerja kami. Sampai kapan kami hanya dibayar 50 persen dari nilai kontrak. Tidak ada kepastian,” kata salah seorang pemain inti Persebaya 1927.

Klub-klub lain tahu situasi dan kondisi yang dialami para pemain Persebaya 1927 tersebut. Beberapa klub – antara lain Persija dan Pelita Bandung Raya – kemudian mendekati beberapa pemain pilar untuk diajak bergabung. Bahkan nilai kontrak sudah disepakati. Namun, pemain-pemain tersebut akhirnya mengurungkan niatnya pindah ke klub lain, karena merasa terancam. Sebagaimana pengakuan beberapa pemin bintang, bahwa Cholid menggunakan kekuatan Bonek untuk melakukan pressure terhadap pemain yang akan pindah ke klub lain.

“Kami takut keluarga kami di sini terancam keselamatannya kalau kami ngotot pindah ke klub lain. Padahal masalah transfer pemain di tengah perjalanan kompetisi adalah hal yang biasa terjadi di sepakbola professional,” kata salah seorang pemain.

Para bintang pujaan Bonek dan pecinta Persebaya kini menjadi kartu truf. Mereka menjadi magnet bagi Bonek untuk terus mendukung 1927. Kalau Andik Vermansyah sampai pindah ke klub lain, misalnya. Citra manajemen akan menyuram. Kepindahan Andik pasti menjadi tamparan bagi PT PI. Karena itu, sementara ini para pemain bersikap pasrah, tapi terus bertanya-tanya, Apakah betul Persebaya tidak bisa mempunyai PT yang tangguh finansialnya? Kejanggalan besar ini terus membayangi. Mengapa manajemen Persebaya kalah dengan Gresik United dan Persela Lamongan?

Korban Cholid lainnya, adalah Suramadu Catering. Layanan masakan matang untuk para pemain Persebaya 1927 itu dikabarkan belum dibayar Cholid Ghoromah selama 1 tahun. Nilainya sebesar Rp 101 juta, yakni tagihan selama tahun 2012 hingga 2013.

Mari artikan masing-masing makna dari artikel ini.

Kami bukan membenci klub-klub yang bermasalah.

Manajemenlah yang akan kita mintai pertanggung jawaban.

Karena semacam persebaya ini bisa mengenaskan seperti sekarang, karena ulah manajemen yang sangat gegabah dan (maaf) tolol.

Salam sejahtera untuk semua.

sumber, foto: sapujagatnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun