Desa Bolopleret, 19 Juli 2023 --- Di balik sejuta cerita dan misteri yang tersembunyi dalam sejarah Indonesia, terdapat sebuah desa yang mampu mengajak kita untuk merenung dan menyelami masa lalu. Desa Bolopleret, yang terletak di Klaten, mengemban rahasia yang kini mulai terkuak lewat teknologi canggih. Prasasti kuno yang sebelumnya hanya bisa ditemukan dalam catatan sejarah kini telah hadir dalam bentuk yang lebih dekat dengan kita, yaitu melalui Google Maps. Perpaduan antara kearifan lokal dan kemajuan teknologi telah membuka jendela baru bagi kita untuk menggali lebih dalam tentang warisan budaya yang ada di desa ini. Dalam artikel ini, kita akan memahami betapa pentingnya pelestarian sejarah dan bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang memfasilitasi pengungkapan rahasia tersembunyi Desa Bolopleret.
Kegiatan pendaftaran lokasi bersejarah ini merupakan inisiatif dari TIM II KKN Universitas Diponegoro yang ingin mengenalkan sebuah prasasti berbentuk batu yang merupakan peninggalan budaya nenek moyang kepada warga Desa Bolopleret pada khususnya dan warga Indonesia pada umumnya.
Apa itu Prasasti Diposuwiryo?
Prasasti Diposuwiryo merupakan batu yang berasal dari Desa Bolopleret, Kabupaten Klaten yang ditandai dengan bentuk kubus dan ciri khas pada bagian tengah kubus terdapat cekungan berbentuk kubus.
Secara administratif, letak Prasasti Diposuwiryo berada di Dukuh Ngerni, Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Kapan Prasasti Diposuwiryo ditemukan?
Prasasti Diposuwiryo ditemukan oleh tim dari Desa Bolopleret, Kabupaten Klaten yang mengadakan pemetaan di wilayah Bolopleret pada tahun 1984.
Prasasti Diposuwiryo sekarang ditempatkan pada lahan berpagar yang memiliki panjang sekitar 2 meter dan lebar sekitar 1 meter dan dilengkapi dengan papan nama yang bertuliskan "Eyang Diposuwiryo" dan "Nyai Gadung Mlati". Prasasti ini berupa bongkahan batu.
Dari pengakuan warga sekitar, Prasasti Diposuwiryo ini dibawa oleh Eyang Diposuwiryo yang pada intinya benda ini tiba-tiba berada didepan rumah warga lalu Eyang Diposuwiryo menitipkan benda ini kepada sang pemilik rumah.