Mohon tunggu...
Joditya Ruben
Joditya Ruben Mohon Tunggu... -

Pecinta fotografi, sepur, sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Gelandang Bertahan: Pemain yang Terlupakan

9 Agustus 2014   03:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Siapakah pemain yang paling penting bagi sebuah tim? Striker?  Winger? Banyak orang mungkin akan menjawab striker dengan mantap. Cobalah lihat cerita fiksi sepak bola, seperti Captain Tsubasa, Our Field, Whistle, hingga film Hollywood: Goal! memiliki satu kesamaan: tokoh utamanya adalah seorang striker. Dalam sepak bola, tim yang mencetak gol lebih banyak pada sebuah pertandingan akan keluar sebagai pemenang, sehingga striker yang identik sebagai goal getter dianggap menjadi pemain yang amat penting. Tetapi, Barcelona dan Spanyol sudah mematahkan anggapan bahwa goal getter adalah seorang striker. Messi –goal getter- Barcelona adalah seorang gelandang serang, dan kalau anda masih ingat, beberapa tahun lalu Spanyol menurunkan posisi 4-6-0 dengan Fabregas sebagai false nine.

Kebanyakan penonton sepak bola abad ini lebih terbuai dengan permainan indah, skill individu yang mengagumkan dan dribble yang membuat decak kagum. Mereka sering kali melupakan peranan penting seorang gelandang bertahan. Gelandang bertahan memang antitesis bagi pecinta sepak bola indah, tidak ada kemampuan dribble dari planet lain seperti Messi, atau gol-gol indah. Kemampuan mereka hanya sebatas melakukan tekel atau pekerjaan kotor lain yang merusak keindahan sepak bola.

Berdiri di depan bek, gelandang bertahan adalah pemain yang bertanggungjawab memberi proteksi terhadap lini pertahanan. Kemampuan intersepsi dan tekel yang baik adalah fitur utama seorang gelandang bertahan. Saat timnya diserang, ia melakukan screening serangan lawan dan mencegah serangan lawan masuk ke kotak penaltinya, karena itu gelandang bertahan juga memerlukan kemampuan membaca permainan dan mobilitas tinggi. Pekerjaan mereka seperti karang yang memecahkan ombak.

Gelandang bertahan juga menjadi senjata yang ampuh dalam menangkal counter attack dan mematikan playmaker lawan. Lihatlah bagaimana Argentina mematikan seorang Arjen Robben dengan Javier Mascherano-nya di semifinal piala dunia 2014 dan bagaimana memblenya Brazil karena gelandang bertahan mereka melempem.

Dahulu, gelandang bertahan hanya berperan sebagai destroyer permainan lawan, sebagaimana direpresentasikan oleh Gennaro Gattuso dan Nigel De Jong.

Di era modern, tugas seorang gelandang bertahan tidak melulu hanya menjadi seorang destroyer, Ia juga menjadi inisiator serangan sekaligus metronom (pengatur tempo/ritme permainan). Gelandang bertahan menjadi penanggung jawab masa transisi bertahan-menyerang, kemana bola akan didistribusikan, passing pendek atau panjang, atau menahan bola untuk mengatur tempo mereka yang menentukan. Kemampuan passing, daya jelajah tinggi, dan visi permainan yang bagus juga menjadi aspek penting disamping kemampuan bertahannya. Peran gelandang metronom direpresentasikan dengan sangat baik oleh Sergio Busquets di Barcelona.

Deep Lying Playmaker

Dalam dunia sepak bola, ada 2 macam playmaker, gelandang serang yang berada di belakang striker dan berperan sebagai otak permainan yang dikenal sebagai pemain no. 10 atau dalam terminologi Italia disebut Trequartista. Playmaker yang lainnya, adalah seorang pemain yang ditempatkan lebih dalam, bukan di belakang striker, tetapi di depan bek. Playmaker tipe ke-2 ini disebut sebagai deep lying playmaker atau dalam bahasa Italia adalah regista (artinya director/sutradara).  Di atas lapangan, deep lying playmaker lebih tepat kalau disebut peran, karena posisinya tetaplah gelandang bertahan.

Regista adalah seorang gelandang bertahan yang bermain lebih stylish, menjadi roh permainan dan mampu membuat peluang. Passing adalah kompetensi utama seorang regista. Andrea Pirlo, role model regista, melepaskan 89% passing akurat dengan rataan long pass akurat 9.6 per game di Liga Serie A musim lalu. Situs whoscored.com juga mencatat bahwa Pirlo membuat 68 key pass (passing yang diakhiri dengan attempt ke gawang), jauh lebih tinggi dibanding Arturo Vidal (47) dan Paul Pogba (48). Kemampuan passing dan membuat peluang bagi timnya inilah yang membuat gelandang bertahan ini menyandang role regista, seperti seorang sutradara yang memipin jalannya sebuah film.

Berbeda dengan classic no 10, regista turut melakukan aksi defensif. Saat timnya diserang, mereka akan track back untuk membantu pertahanan, saat tidak memegang bola mereka juga turun untuk menjemput bola. Lantas, apakah bedanya deep lying playmaker dengan seorang gelandang bertahan? Seorang deep lying playmaker lebih sering berada di area sepertiga akhir lapangan lawan untuk membongkar pertahanan lawan sekaligus menyuplai bola pada penyerang. Sedang gelandang bertahan lebih jarang berada di area sepertiga akhir lawan, karena tugas utamanya adalah menangkal serangan lawan.

***

Peran gelandang bertahan mungkin bisa dianalogikan dengan peran dr. John Watson dalam kisah Sherlock Holmes, perannya tertutup oleh Sherlock dan kerap terlupakan. Dalam sepak bola, kegemilangan seorang gelandang bertahan tertutup oleh pemain di posisi lain. Jika anda masih menganggap peran gelandang bertahan tidak penting, mungkin anda penganut Florentino Perezisme, atau mungkin anda terlalu banyak bermain PES/ FIFA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun