Lebaran adalah momentum yang dijadikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk bersilaturahmi dan berkunjung ke sanak saudara.Â
Silaturahmi terkadang tak mengenal kesamaan suku dan agama, namun dilaksanakan berdasarkan adanya kedekatan personal dan ikatan persaudaraan.Â
Meminta maaf dan silaturahmi sebenarnya dapat dilaksanakan setiap hari, namun rasanya seperti ada yang kurang apabila tidak melaksanakan kegiatan tersebut pada hari lebaran tiba.Â
Rasanya lebih dalam apabila melaksanakan sesuatu yang bermakna berdasarkan momentum yang telah terjadi pada waktu tersebut, tidak terkecuali dengan tradisi ujung-ujung pada momentum lebaran.Â
Tradisi "ujung-ujung" atau "ujung" telah dikenal luas di masyarakat Jawa secara turun-temurun. Tradisi ujung-ujung berarti berkunjung dan saling mengunjungi untuk meminta maaf terhadap kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak kepada sesama, baik itu dalam tatanan keluarga maupun tatanan masyarakat.Â
Masyarakat Jawa sangat dekat dengan pemahaman "rasa", sehingga membuat perlunya kedekatan personal dengan cara silaturahmi terutama dari yang muda kepada yang lebih tua.Â
Hal tersebut dikarenakan masyarakat secara turun-temurun menjunjung adanya hierarki yang dipegang di kalangan keluarga. Bukan patokan umur yang diambil melainkan patokan terhadap susunan silsilah pada penentuan tua-muda.
Di dusun kami, Dusun Watububan, Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, tradisi ujung-ujung dilaksanakan setelah salat Idul Fitri di Masjid Nurul Huda Watububan.Â
Setelah salat Idul Fitri, masyarakat diajak untuk saling bermaaf-maafan kemudian terdapat acara keluarga di rumah masing-masing. Pada acara keluarga di rumah masing-masing, diadakan tradisi sungkeman dari anak kepada orang tua kemudian dilanjutkan dengan santap opor bersama-sama.Â
Tradisi ujung-ujung baru dilaksanakan setelah acara sungkeman di rumah masing-masing selesai dilaksanakan. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah tetua desa ataupun para tokoh agama.Â