Mohon tunggu...
Jocelyn Emmanuele Setiawan
Jocelyn Emmanuele Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Kedokteran Gigi/Universitas Airlangga

Menyukai travelling, musik, dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mengukir Senyum Digital: Peran Dokter Gigi di Era AI dan Teknologi

2 Desember 2024   10:17 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Gigi dengan bantuan AI (Sumber: Artificial Intelligence)

Hidup di tengah pesatnya perkembangan teknologi tentu memberikan banyak dampak dan manfaat bagi kehidupan manusia saat ini. Teknologi tidak hanya sebatas membantu manusia untuk melakukan berbagai hal, namun teknologi juga hidup bersamaan dengan manusia. 

Segala kegiatan mulai dari sekolah, bekerja, kegiatan keagamaan, bahkan sampai hal-hal sederhana seperti makan di restoran, toilet umum, dan tempat parkir saat ini sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi.

Lalu seperti yang kita ketahui, saat ini di Indonesia masih banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keahlian profesi berupa pendidikan tinggi dalam mencapai keahlian profesi tersebut. Salah satu profesi yang ada yaitu dokter gigi, yang biasa dikenal sebagai peri kecil gigi. Dalam mencapai profesinya, dokter gigi memerlukan waktu yang cukup lama masa pendidikannya, yaitu  sekitar 4 sampai dengan 5 tahun masa pendidikan preklinik dan masa pendidikan klinik.


Jadi, apakah mungkin suatu saat nanti peran dokter gigi akan tergantikan dengan hadirnya kecanggihan AI dan teknologi?
 

Jawabannya adalah TIDAK. 

Karena di era modern ini, dokter gigi dituntut untuk dapat mengkolaborasikan antara ilmu pengetahuan dan hadirnya Artificial Intelligence (AI) maupun teknologi. Baru-baru ini, pada tahun 2023 sebuah studi penelitian dari Departemen Diagnostik Mulut, Kesehatan Digital, dan Penelitian Layanan Kesehatan di Charit -- Universittsmedizin Berlin, Jerman, melakukan penelitian terkait dampak dari kecerdasan buatan (AI) pada pandangan dokter gigi selama deteksi karies. 

Dalam penelitian ini, terdapat 22 dokter gigi, yaitu 6 wanita dan 16 pria pada rentang usia 27 sampai dengan 60 tahun. Didapatkan hasil bahwa dokter gigi yang menggunakan AI menghasilkan lebih banyak dataset, yaitu berjumlah 179 dataset. Sedangkan dokter gigi yang tidak menggunakan AI hanya mendapatkan 170 dataset. 

Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa AI sangat membantu dokter gigi dalam melakukan diagnosis penyakit karies dalam jangka waktu yang lebih singkat. Namun dalam penelitian ini juga ditunjukkan bahwa pencarian visual dari AI dibandingkan dokter gigi ternyata kurang sistematis dan menghasilkan analisis yang berbeda. Sehingga dibutuhkan lebih banyak lagi perubahan dan transformasi mendalam berkaitan dengan hadirnya teknologi AI dalam dunia kedokteran gigi.


Meski teknologi AI menawarkan banyak kemudahan dan efisiensi dalam diagnosis, seperti yang terlihat dalam penelitian ini, kita harus tetap mengutamakan pengembangan kemampuan dan keterampilan pribadi sebagai dokter gigi. 

Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang kaya akan teknologi. Mari gunakan teknologi sebagai ajang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan jadikan diri kita operator teknologi yang handal dalam profesi kita. Jangan mengandalkan teknologi untuk menyelesaikan segala hal, namun yang terpenting adalah skill dan kemampuan dalam diri kita untuk menyelesaikan segala hal itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun