Dari kegiatan pembelajaran Tempo Institute, Climate Change -- Panduan untuk Jurnalis (https://climatechange.tempoinstitute.com/your-classes), saya mendapatkan insight mengenai perubahan iklim dan dampak-dampaknya dengan lebih jelas.
Di dalam bagian pertama, saya diajarkan untuk lebih memahami perubahan iklim, seperti mengetahui apa saja penyebab, dampak, dan mengapa perubahan iklim adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh orang-orang lain. Perubahan iklim kalau yang saya pahami dari class ini adalah suhu global yang semakin naik disertai dengan cuaca yang ekstrim.
Namun, baik iklim maupun cuaca sendiri adalah dua macam hal yang berbeda. Cuaca ditandai dengan kondisi atmosfer dalam jangka waktu pendek, sementara iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu panjang. Beberapa dampak dari perubahan iklim bisa menjadi sebuah bencana bagi ekonomi, bahkan memakan korban jiwa. Perubahan iklim juga berdampak pada sektor pertanian, yang tentunya merugikan Indonesia sebagai negara yang bergantung di sektor tersebut.
Setelah memahami perubahan iklim, di bagian kedua kita diajari tentang isu-isu perubahan iklim, dampak perubahan iklim bagi masyarakat, penyebab dari perubahan iklim, dan juga contoh-contohnya. Di bagian ini, saya membaca kalau perubahan iklim dapat berpengaruh pada kesehatan fisik. Diakibatkan oleh memanasnya suhu bumi, manusia dapat mengalami heat stroke (serangan panas), penyakit jantung, dan juga berkurangnya kebugaran tubuh. Selain kesehatan fisik, mental pun bisa dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Beberapa dampaknya, yakni stress, depresi, PTSD (post-traumatic stress disorder), dan lainnya. Seperti yang sudah dikatakan tadi, perubahan iklim juga berdampak pada pertanian terutama di Indonesia. Salah satu kerugian yang terjadi akibat perubahan iklim adalah produktivitas petani kopi di Kepahiang, Bengkulu. Dalam bagian ini, terdapat assessment merumuskan angle topik perubahan iklim, saya tertarik untuk menulis tentang penghematan listrik dan menggunakan panel surya sebagai solusi dari hal tersebut.
Pada bagian tiga, saya mempelajari tentang pentingnya mitigasi dan adaptasi serta pengurangan emisi dari pertanian. Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi gas rumah kaca, bisa dengan menghilangkannya dari atmosfer atau melakukan pencegahan. Mitigasi sendiri dapat dilakukan di sector energi, kehutanan, dan pertanian.
Salah satu kebijakan dari pemerintah sebagai bentuk tindak mitigasi adalah Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD+). Sementara itu, adaptasi adalah tindakan untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim. Salah satu contohnya adalah dengan membangun pertahanan terhadap kenaikan di permukaan laut, penghematan air, dan penanaman tanaman tahan hama yang beragam. Setelah membaca bagian ini, saya merasa tertarik dengan adaptasi di perkotaan, terutama mengenai penanaman pohon dan taman atap.
Beberapa prinsip pertanian alternatif yang memiliki potensi mengurangi emisi karbon dioksida dari pertanian adalah metode akroekologi, wanatani/agroforestri, pengelolaan kesuburan tanah, dan pertanian perkotaan.
Agroekologi adalah pengaplikasiaan ilmu ekologi untuk mengelola agroekosistem. Agroforestri adalah kombinasi pertanian dengan kehutanan untuk menciptakan sistem tata guna lahan yang berkelanjutan. Pengelolaan kesuburan tanah dilakukan dengan menanam berbagai varietas tanaman pangan asli dan penutup. Pertanian perkotaan sendiri dilakukan di halaman belakang rumah, di atap, atau seberang jalan sebagai alternatif untuk mengurangi penggundulan hutan sebagai lahan pertanian.
Dalam pembelajaran keempat dan kelima, saya diajarkan bagaimana jurnalis menjabarkan isu perubahan iklim dengan politik-ekonomi beserta cara menuliskan isu tersebut. Salah satu cara menentukan angle penulisan adalah dengan menuliskan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh pembaca. Tentunya untuk melakukan hal tersebut, jurnalis harus memahami perubahan iklim, efek rumah kaca, dari mana saja sumber emisi karbon, dan lainnya. Selain itu, pengamatan atau observasi terhadap perubahan di sekitar juga tentunya bisa membantu dalam menuliskan persoalan perubahan iklim.