Mohon tunggu...
Jocelyn Daniela Valerie
Jocelyn Daniela Valerie Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Citra Berkat Tangerang

Blog untuk tugas sekolah

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Perusahaan dan Implementasi Seni AI

27 Januari 2023   19:49 Diperbarui: 27 Januari 2023   20:12 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pribadi

Seni AI masih merupakan topik hangat yang diperdebatkan sejak Agustus 2022 hingga saat ini. Dari perbandingan antara nilai seni manusia dibandingkan seni AI, hingga penuduhan terhadap artis asli yang tidak bersalah, sudah banyak sekali kejadian dimana netizen berkumpul untuk berdebat mengenai topik ini.

Satu hal yang bisa disetujui orang yang mendukung dan orang yang tidak mendukung AI, yaitu seni AI merupakan topik yang kontroversial, terutama di kalangan generasi muda. Apa yang akan terjadi jika tidak hanya individu yang menggunakan seni AI, tetapi perusahaan yang terdiri atas banyak orang dan terkenal di penjuru dunia?


Clip Studio Paint dan Keputusan Kontroversial Mendadak

Clip Studio Paint (disingkat CSP seterusnya dalam teks ini) --- dibuat oleh perusahaan Celsys --- merupakan salah satu aplikasi menggambar yang paling populer dan disukai karena banyaknya fitur berguna yang disediakan, seperti kumpulan aset gratis maupun berbayar yang dibuat oleh komunitas.

Selain itu, CSP memiliki versi (Version 1) yang hanya memerlukan satu kali pembayaran; $49,99 untuk versi "PRO" dengan fitur dasar, dan $219,00 untuk versi "EX" dengan fitur-fitur yang lebih kompleks untuk pembuatan komik dan animasi. Harga ini dianggap murah dibandingkan aplikasi populer lain Adobe Photoshop yang mewajibkan pembayaran berkala, terutama versi "PRO". Oleh karena itu, banyak artis yang akan merekomendasi CSP kepada artis yang memiliki anggaran cukup.

Namun pada akhir November lalu, Celsys mendadak mengumumkan rencana implementasi fitur baru dalam CSP, yaitu fitur AI yang dapat membuat gambar sendiri. Dalam pengumuman, Celsys menyatakan bahwa AI yang akan dimasukkan berdasarkan AI generator yang sudah ada, yaitu Stable Diffusion, dan Celsys tidak akan menggunakan data pengguna CSP untuk mengembangkan AI. 

Akan tetapi, Stable Diffusion sendiri telah menjadi topik yang kontroversial pada Agustus 2022 karena terduga mengumpulkan dan menjiplak karya berbagai artis tanpa izin ataupun sepengetahuan mereka, bahkan tidak sengaja mengumpulkan dan mereferensi dokumen medis manusia.

Screenshot pengumuman awal Celsys di Twitter
Screenshot pengumuman awal Celsys di Twitter

Reaksi yang Majoritas Negatif

Ribuan artis meledak terhadap pengumuman Celsys. Banyak artis yang marah, mengkritik keputusan Celsys dengan kasar. Banyak pula artis yang segera menghapus CSP sebagai bentuk protes dan merekomendasi aplikasi lainnya yang tidak menggunakan AI, seperti Ibispaint X dan Krita. Artis menanyakan kenapa tidak memfokuskan usaha dan biaya ke dalam fitur CSP yang memerlukan pengembangan, seperti fitur teks yang dianggap primitif dibandingkan fitur teks dalam aplikasi lain.

Ada juga kekhawatiran mengenai perusahaan apa yang akan mengikuti jejak Celsys, karena di awal November 2022, situs menggambar Deviantart yang populer juga mengumumkan implementasi fitur AI dan menerima banyak kritik pula. Di bawah pengumuman Celsys, terdapat ribuan komentar dari artis maupun orang awam untuk memohon menghentikan implementasi AI.

Sebaliknya, ada juga pihak yang setuju dan memuji keputusan Celsys. Menurut pelanggan yang setuju, Celsys telah sigap mengikuti perkembangan teknologi dan akan meraup keuntungan yang banyak.

Mereka tidak setuju dengan pendapat artis, karena menurut mereka, seni AI merupakan perkembangan yang alami dan sebaiknya artis tidak menghabiskan waktu dan energi mereka untuk melawan perubahan. Mereka juga berpikir bahwa artis yang khawatir dan mengkritik Celsys merupakan "pengecut" yang rakus dan tidak ingin berbagi kemampuan menciptakan seni dengan orang yang tidak berkemampuan.

Di mata artis, argumen pihak pendukung Celsys cenderung memiliki kredibilitas rendah karena banyaknya orang yang menggunakan seni AI secara tidak etis (mencuri seni artis lain, tidak menghargai usaha ataupun karya artis) dan banyak pula orang yang malas mempelajari seni tanpa adanya bantuan AI.

Pemadaman Api Membara

Beberapa hari setelah pengumuman awal, Celsys mengumumkan bahwa mereka akan meniadakan semua rencana implementasi AI untuk saat ini dan kedepannya. "Setelah menerima tanggapan kalian, kita tidak akan mengimplementasikan image generator palette," tertera dalam tweet pengumuman. Image generator palette merujuk pada fitur AI yang saat ini sudah dihapus. "Di tengah usaha kami untuk menyediakan pengalaman berkreasi yang baru, kami melupakan apa yang diinginkan pengguna inti kami dari Clip Studio Paint. Kami mau meminta maaf dengan sungguh-sungguh."

Tangkapan layar pribadi
Tangkapan layar pribadi

Pihak yang dulunya mengkritik Celsys bersorak-sorak di kolom komentar, berterima kasih kepada Celsys yang sudah mendengarkan mereka. Pihak yang dulunya memuji CSP menarik pujian mereka, mengekspresikan kekecewaan mereka dengan mudahnya CSP tunduk pada keinginan pelanggan dengan "ego-ego yang rapuh".

Walau api sudah padam dan untuk saat ini CSP "aman dari ancaman AI", bukan berarti masalah pokok yang berkaitan hilang: apakah penggunaan seni AI akan dinormalisasi di masyarakat?

Langkah Selanjutnya Seni AI Menjadi "Normal"?

Semenjak seni AI menjadi populer, ada gagasan bahwa jika semakin banyak perusahaan memanfaatkan seni AI, maka semakin banyak perusahaan yang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar artis, sehingga perusahaan dapat menghemat pengeluaran.

Gagasan ini nampaknya tidak mungkin terjadi karena hasil karya AI memiliki banyak kesalahan yang aneh dan tidak alami. Kesalahan ini dapat ditangkap dengan cepat dan umumnya tidak akan diinginkan manusia. Hanyalah manusia yang dapat menggambarkan keinginan perusahaan dengan tepat menggunakan teknik dan keunikan sendiri. Tetapi, fakta bahwa skenario ini merupakan suatu kemungkinan sangat menakuti dan memanaskan artis.

Jika semakin banyak perusahaan yang menggunakan seni AI, maka dapat diduga bahwa perusahaan itu tidak menghargai karya seni manusia dan lebih mementingkan keuntungan finansial yang bisa didapatkan. Jika perusahaan besar mulai menggunakan dan mendukung seni AI pula, maka bidang seni dua dimensi dapat "mati" di muka masyarakat awam.

Usaha yang dilakukan para artis untuk menyebarkan dan mengembangkan seni dengan kedua tangan mereka bisa saja menjadi sia-sia. Salah satu bentuk ekspresi manusia yang sudah tercatat sebelum benua dinamakan dan kota didirikan akan berubah untuk selamanya.

Apakah Sebaiknya Perusahaan Menggunakan Seni AI?

AI menghasilkan karya yang "selesai" dalam waktu yang cepat tanpa rasa kesenangan dan kepuasan yang dapat dialami dalam proses yang dijalani, ataupun ide dan teknik pribadi yang menunjukkan kekhasan diri. Seandainya cara kerja AI tidak sama artinya dengan plagiarisme, mungkin AI dan seni AI tidak akan mengalami stigma negatif dalam masyarakat. Walaupun cara kerja AI diubah agar tidak menjiplak gambar tanpa izin, dampak dari penggunaan yang tidak etis sudah merubah pola pikir dan pendapat dunia.

Alangkah baiknya jika AI bisa digunakan dan dikembangkan untuk kebutuhan di bidang lain yang lebih bermanfaat, ataupun secara lebih etis. Untuk saat ini, sebaiknya perusahaan tidak menggunakan seni AI dan terus menghargai banyaknya artis yang sudah ada, akan ada, dan terus bekerja keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun