Banyak yang tak mengerti dan mempertanyakan konsep mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi memberi "Baju" kain disetiap pohon besar yang ada di Purwakarta.
Sekilas, kebijakan ini terkesan mengada ada, bahkan dirasa bukanlah hal yang penting untuk dilakukan, masih banyak pekerjaan pemerintah yang lebih penting dibandingkan memberi baju pada pohon, tak sedikit juga yang mengatakan hal itu dengan nilai nilai mistis, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.
Terkait hal tersebut, Dedi Mulyadi memiliki jawaban sederhana yang tampaknya perlu ditelaah lebih mendalam terkait kebijakan tersebut.
Dedi Mulyadi menjelaskan hal itu dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan di Purwakarta, Menurutnya, menutupi pohon dengan kain merupakan bentuk memuliakan lingkungan, sehingga lingkungan terjaga dari kerusakan dan masyarakat terhindar dari bencana.
Pohon terjaga dengan baik, sehingga tidak ada lagi yang berani memasang paku pada pohon untuk digunakan memasang iklan dan poster,tentu, jika itu dilakukan semuanya berdampak merusak pohon dan lingkungan sekitar terlihat kotor.
Banyak yang menilai, kebijakan memberi kain hitam dan putih yang dilakukan Dedi Mulyadi, merupakan kebudayaan Hindu, namun Dedi membantahnya dan menegaskan bahwa maksudnya agar pohon terlindungi dari tangan-tangan jahil yang ingin mengambil keuntungan iklan gratis. Selama menjabat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sangat mengutamakan lingkungan.
Konsep sederhana ini, jika ditelaah lebih mendalam memiliki filosofi yang sangat mendalam, bahwa, dalam proses pembangunan, seorang pemimpin haruslah peka dengan lingkungan sekitar, jika hal tersebut tidak dilakukan, bencana akan terjadi akibat kerusakan alam.
Selain bertujuan untuk pelestarian alam, memberi kain pada pohon adalah tradisi masyarakat sunda yang sudah dilakukan sejak lama, dimana Orang Sunda dulu suka pohon yang suka diikat. Pemasangan kain pada pohon sendiri dimulai Dedi Mulyadi pada tahun 2009.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H