Mohon tunggu...
Joanne Gabriella Susanto
Joanne Gabriella Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid

Saya adalah seorang murid

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ujung Tanduk | Alur Cerita - Bakwan Fight Back Episode 15 - POV Dirgantara

28 Oktober 2024   18:45 Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pagi baru telah tiba, Karis mempersiapkan bukunya setelah belajar semalaman, lalu pergi ke sekolah. Karis memikirkan persetujuannya dengan Pak Yoo untuk tidak memuat onar atau kekacauan hari ini. Saat melewati taman sekolah, ia melihat Langit dan Bintang, Karis mendekati mereka dan menyapa dengan riangnya. Langit menjadi sunyi dan tak lama mengajak Bintang pergi. Karis bingung dan bertanya pada Bintang tentang keadaan Langit. Bintang juga bingung sebenarnya, Langit kembali memanggil dirinya untuk pergi. Karis kebingungan bertanya kepada Langit untuk menceritakan masalahnya, Bintang melanjutkan untuk memastikan keadaan Langti sekarang. "Ris, keknya gua... udah deh gua gabakal latih lu lagi. Lu keknya ga perlu ngomong ama gua, kita akhiri sampe sini ya pertemanan kita" Kata Langit pada Karis sampai akhirnya ia pergi meninggalkan Bintang dan Karis. Karis kebingungan kemudian bertanya kepada Bintang hal yang barusan terjadi. Bintang berkata bahwa ia akan bertanya kepada Langit nanti, dan kemudian Bintang pergi ke kelas. Karis bingung pun pergi membeli sarapannya di depan sekolah, sambil memikirkan kesalahannya kepada Langit. Ia pun berjalan ke kelas, berharap Bintang mendapat informasi lebih. 

Sesampainya di kelas, ia melihat meja-meja menjadi sendiri-sendiri, dan Langit sedang berbicara dengan Jeje dan Niko. Karis bertanya pada Bintang mengapa Langit nongkrong dengan Jeje. Bintang yang bingung kemudian bertanya jika Karis kemarin berbuat sesuatu kepada Langit, Bintang berkata saat ia ingin bertanya kepada Langit, Langit langsung pergi ke Jeje dan Niko. Karis merasa ada yang tidak benar, kemudian menghampiri Langit dan bertanya :"Woi ngit! Woi, kenapa lu bergaul sama mereka dah?". "Emang kenapa? huh" Tanya Jeje pada Karis. Karis menghiraukan Jeje dan kembali bertanya pada Langit. "Heheheh, dia cemburu gara-gara temennya baru sadar kita lebih asik daripada dia" Kata Niko mengejek. Karis menghiraukan keduanya dan kembali bertanya pada Langit. Jeje kemudian berkata bahwa Karis tidak bisa mengatur pola pertemanan Langit, Karis kemudian menjauh dari mereka dan melihat Kai ke toilet. Karis bingung pun memutuskan untuk bertanya kepada Kai, yang baru-baru ini bertingkah aneh. Karis mengejar Kai ke toilet, lalu disana Kai bertanya mengapa Karis mengikuti dirinya. Karis menghiraukan dan langsung bertanya mengapa Langit bermain dengan Jeje dan Niko. Kai tidak tau apa-apa, Karis kembali bertanya kepada Kai. "Bukannya lu udah pernah dikasih tau ya? Langit itu temen baiknya Jeje, lu sendiri udah pernah dikasih tau kan pas di parkiran? Langit tuh bodoh-bodohin lu doang, tau ga lu" Kata Kai. Karis berkata bahwa Langit orangnya tidak seperti itu. Kai berkata bahwa Karis hanya sok tau, karna ia anak baru. "Gini ya Kai ya, gua mungkin cuma murid baru disini, tetapi gua cukup pintar untuk tau kalo Langit tuh orangnya ga kayak gitu. Ini ada yang aneh ini" Balas Karis melindungi Langit. Kai sudah malas berbicara dengan Karis kemudian menghiraukannya dan ingin segera pergi. Karena Karis merasa di bodohi, ia bertanya mengapa Kai baru-baru ini diam-diam. Jawaban Kai begitu singkat, padat, dan jelas :"Demi Alana". Kai kemudian pergi keluar toilet, meninggalkan Karis kebingungan. Semakin bingung, Karis kemudian kembali ke kelas untuk menemukan Langit yang sudah tidak di kelas. Memikirkan adanya sesuatu yang aneh di sekolah ini, ia kemudian mengajak Bintang untuk berbincang tentang semua keanehan ini. Dari depan kelas, sampai ke toilet mereka berbincang. Bintang memberitahu bahwa kemarin, Kai ikut Bintang dan Langit pergi memancing, tak tentu jika ada perkelahian antara Jeje dan Kai. 

Bel pun berbunyi dan mereka kembali ke kelas untuk ujian. Karis dan murid lain diberikan kertas ulangan dan mereka mulai mengerjakan ujian tersebut. Karis terlihat baik-baik saja saat mengerjakan soal nomor 1 dan 2, tetapi mulai pusing di soal-soal berikutnya, tetapi Karis tetap berusaha sampai waktunya sudah habis. Setelah mengumpulkan ujian masing-masing, Pak Yoo menginformasikan bahwa ini adalah hari terakhir Karis bersekolah di Dirgantara, Karis bingung karena kemarin sudah diberi kesempatan lagi oleh Pak Yoo. Pak Yoo kemudian memberitahu bahwa kemarin Medi memberitahu bahwa Karis telah memukulnya hingga berdarah. Karis berusaha menjelaskan mengapa ia memukuli Medi, tetapi Pak Yoo hanya ingin dia introspeksi diri dan meminta maaf kepada Medi. Pak Yoo menyuruh Karis bertemu dengannya sepulang sekolah. 

Istirahat pun mulai, Karis marah akan Medi, kemudian di tarik oleh Alana ke ruangan klub. Disana, Alana meminta penjelasan, karena katanya tidak mungkin dikeluarkan hanya karena memukul Medi. Karis melihat kebawah, mengingat perlakuannya yang tidak baik. Alana juga menyebutkan kesepakatan yang ia katakan kepada Pak Yoo tadi, Alana meminta penjelasan, mengapa saat istirahat kemarin ia pergi ke ruang Pak Yoo. Alana berkata bahwa ia dan Klara melihat Karis masuk ke situ. Karis kemudian memberitahu :"g-gua.. Gua nyuri soal ujian". "HAH, LU GILA?!" Teriak Alana kaget. Alana melanjutkan :"Lo mungkin baru masuk sih disekolah ini, tapi gua rasa gua udah cukup deket ama lu buat tau kalo lu itu ga mungkin nyuri soal ujian. Lo kan pinter! Buat apa?". Karis memberitahu bahwa memang bukan buat menyontek, Alana bingung pun meminta penjelasan, "Jujur semenjak Inok pindah, lu jadi aneh banget. Ya setidaknya kalo lu nganggep gua temen lo, cerita ke gue". Karis menghela nafas, dan mulai menjelaskan. "Gua disuruh Medi, gua dijebak. Dia yang nyuruh gua nyuri soal ujiannya" Kata Karis sebal. Alana bingung, karena Alana tau bahwa Karis benci dengan Medi. Karis memberitahu bahwa Medi tau sesuatu tentang Inok. "Hah? Inok?.. Ris, gua mau nanya sekali lagi, tapi kali ini lu jujur sama gue. Inok, bener-bener pindah sekolah?" Tanya Alana. Karis berkata bahwa ia tidak ingin Alana terlibat dalam masalah Inok. Alana tidak terima berkata bahwa ini adalah salah Medi, Medi adalah dalang dari semua ini, dan bahwa Alana akan menemani Karis ke ruangan Pak Yoo setelah pulang sekolah. Karis mencoba mencegat, tetapi Alana tidak ingin alasan lain, dengan amarah Alana pergi meninggalkan Karis di ruangan klub. Karis, sendirian di ruangan klub, protes akan perilaku Medi. 

Tak lama ada suara kecil yang memanggilnya. "Psstt, Karis! Sini ikut aku yu!" Kata Klara memasuki ruangan klub. Karis bingung kemana, tetapi Klara hanya menyuruhnya untuk ikut. Karis dan Klara pergi ke taman asrama, dan duduk di bangku yang tersedia. Karis bingung dan bertanya jika Klara mengajak Karis bolos, Klara kemudian berkata :"Seru ya, kek deg-degan ga sih, kek lagi jalanin misi rahasia gitu". Karis bingung pun kemudian hanya mengikuti Klara, di kejauhan ia melihat truk es krim. Karis menyuruh Klara menunggu di bangku, sambil ia pergi membeli eskrim untuknya. Saat memakan, eskrim Klara jatuh ke lantai. Karis melihat itu pun memberikan eskrimnya kepada Klara. Klara sempat khawatir dan agak ga-enakan sama Karis, tetapi Karis berkata bahwa ia bisa makan bekal onigirinya saja. Saat Klara lanjut makan, mulutnya belepotan. Karis membersihkan mulutnya Klara, mata mereka berdekatan dengan hanya tisu di antara mereka. Mereka mengobrol bersama, Klara memberitahu tentang bunga kesukaannya, yaitu bunga yang diberi Klara pada Karis kemarin. Arti bunga peace Lili itu membawa kedamaian dan ketenangan dalam hidup. Klara memberikan bunga itu kepada Karis karena ia membantu hidup Klara jadi damai dan tenang. Klara menceritakan tentang traumanya :"Dulu, pas aku kecil, aku sempet dititipin sama om dan tanteku yang tinggal di luar negeri, mereka sayang banget sama aku. Bahkan, dulu mereka kasih supir pribadi buat aku. Tetapi setelah tinggal sekitar 5 bulan, aku dijebak sama supirku. Papi mami langsung urus itu ke pengadilan hukum, setelah diselidiki, ternyata itu adalah ide busuk supirku, dan tante omku setuju dengan ide busuk itu. Aku trauma, aku juga takut banget, dari situ aku gabisa percaya siapa pun, itulah alasan aku gamau tinggal sama orang lain, aku cuma percaya ama papi mami, Alana, dan Kamu. Kejadian di stalk dan diculik kayak kemarin itu jujur buka luka lamaku banget, tapi aku bersyukur dan berterima kasih banget sama kamu ris, slalu nemenin dan jagain aku. Makasih banyak ya ris, aku gatau nasibku gimana kalo gaada kamu". Karis tersipu, berkata :"Hehe... Santai aja kali". Klara melanjutkan :"Oh iya, dan aku juga mau minta maaf, aku tuh ganyangka Medi segila itu sampai kamu dikeluarin dari sekolah. Ini semua tuh gara-gara aku...". Karis tertawa sedikit dan berkata :"Iya, gara-gara kamu. Gara-gara kamu aku sadar, kalo misalnya aku belum mampu ngelindungin temen-temen aku, aku cuma sekadar pecundang, yang sering ucap seolah-olah ingin membela, tapi malah lari dari masalah. Gara-gara kamu, aku juga sadar aku itu lemah, sampai kamu nyalahin dirimu sendiri. Jangan khawatir ra! Aku gabakalan keluar dari sekolah ini. Gua gabakal lari lagi dari masalah, gua sadar sekarang apa yang harus gua lakukan". Klara memberi semangat untuk mengalahkan semua tantangan, dibalas dengan riang :"Siap tuan putri!". Mereka tertawa dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke sekolah. Mereka main kejar, kejaran sampai ke sekolah. 

Sesampainya di kelas, mereka memikirkan segala alasan untuk kabur dari masalah, tetapi Klara masih dihukum. Kata Pak Yoo Karis tidak dihukum karena konon katanya ini hari terakhir di sekolah. Pak Yoo kemudian membagikan nilai ujian masing-masing. "Sesuai ekspektasi bapak, ada tiga orang yang mendapat nilai 100, Karis, Alana, dan....." Jeje dan Niko berkata bahwa itu mereka, Pak Yoo melanjutkan :"Langit". Semua murid terkaget-kaget, tetapi Pak Yoo memastikan bahwa Langit belajar dengan giat. Pembelajaran kedua ini adalah membahas soal-soal ujian. Setelah selesai membahas, Pak Yoo menyuruh semua murid pamit dengan Karis karena ia akan keluar dari sekolah. Karis menyumbang kata-kata terakhir :"Sampai jumpa besok brok! Gua gabakalan keluar" katanya penuh percaya diri. Setelah pembelajaran selesai, Karis menghampiri Alana dan Klara. Setelah Alana dan Klara berpisah, Kai menghampiri Alana untuk mengajaknya pulang bareng. Karis merasa menjadi nyamuk pun bertanya :"Jadi ga nemenin gua?". Alana kemudian janjian dengan Kai untuk bertemu setelah urusan dengan Karis selesai, dan berangkat ke ruang guru. 

Karis mengetok pintu ruang guru sesampainya disana, Pak Yoo memperbolehkan mereka masuk, dengan kejutan Alana yang ikut dengan Karis. Pak Yoo menyuruh Alana duduk dulu, dan bertanya mengapa Alana datang bersama Karis."Hehe Pak, saya ga terima kalo Karis dikeluarkan dari sekolah ini" Alana dengan tegas menyatakan pada Pak Yoo.
"Na na na, biarin gua biarin gua. Pak, keputusan untuk mengeluarkan saya dari sekolah ini sebuah kesalahan. Saya mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi"
"Kamu sudah saya kasih kesempatan berkali-kali Karis. Kamu itu mau menjelaskan apa lagi?" Kata Pak Yoo marah.
"Kemarin, saya memukul Medi sebagai bentuk perlindungan diri. Medi sudah stalking Klara berhari-hari, saya hanya melindungi Klara"
"Mana buktinya kalau begitu? Kalau misalnya memang gaada bukti, saya anggap itu omong kosong Karis" Jelas Pak Yoo.
Alana menyelonong dalam pembicaraan mereka :"Saya saksi matanya pak! Saya teman dekatnya Klara dan benar dia distalking oleh Medi. Klara terpukul sekali pak"
Pak Yoo masih meminta bukti, atau tidak ia akan menganggap ini sebuah asumsi Karis dan Alana. Karis berkata bahwa ia memang tidak memiliki bukti konkrit, tetapi ia yakin Karis bisa menunjukkan kepada Pak Yoo. "Sudah, cukup Karis. Kamu tetap akan saya keluarkan dari sekolah ini dan keputusan saya sudah bulat ya. Kamu itu ga cuman pintar disekolah ini, kamu juga melanggar peraturan sekolah. Seperti yang saya pernah bilang ya, pintar itu ga cukup di sekolah ini, kalian juga harus menaati peraturan di sekolah ini. Apalagi kamu kemarin, saya menangkap basah kamu, mencuri soal ujian, dan hari ini kamu dilaporkan memukul teman sekolah kamu". Alana mencoba melindungi Karis, berkata bahwa untuk menyelesaikan masalah, Pak Yoo harus mendengarkan dari dua sisi. Pak Yoo kembali memberitahu bahwa keputusan Pak Yoo sudah bulat. "Pokoknya saya ga terima Karis dikeluarkan dari sekolah ini, kalo mmisalnya bapak mau ngeluarin Karis, berarti bapak harus ngeluarin saya juga" Alana menyatakan dengan penuh percaya diri. "Apaan sih na! Ga gitu juga jalan keluarnya!" Kata Karis melindungi Alana. "Hadeh, semangat kalian itu mengingatkan bapak akan semangat bapak dulu pas sekolah. Nostalgia sekali, yasudah kalo begitu begini saja. Kalian berdua bapak kasih waktu 1 bulan untuk mencari bukti kalau perkataan kalian itu benar. Sebenarnya dalam hati bapak, saya tidak ingin mengeluarkan Karis, dia punya potensi karena dia pintar. Tapi, untuk membuktikan itu, dan untuk membulatkan keputusan saya lagi, kalian berdua cari bukti, dan untuk kamu Karis, pengeluaran kamu bisa saya tunda. Tapi ingat, kalau misalnya kalian tidak bisa menemukan bukti yang konkrit dalam jangka waktu satu bulan ini, keputusan saya akan menjadi sangat bulat untuk mengeluarkan Karis. Ini kesempatan terakhir kamu ya Karis, saya pegang omongan kamu. Yasudah, kalian boleh pulang" kata Pak Yoo pada keduanya. Keluar dari ruangan itu, Karis dengan riang membanggakan kesuksesannya meyakinkan Pak Yoo. Alana berkata bahwa harusnya Karis berterima kasih kepada dirinya, Karis mengejek bahwa ia lebay, berkata "Kalau misalnya Karis dikeluarin, saya dikeluarin juga". Alana berkata bahwa ia hanya membela Karis, dan harusnya Karis berterima kasih kepadanya. Karis berterima kasih, tetapi menasehati Alana untuk tidak melakukan itu lagi. Karis berpikir bahwa ini adalah masalah dirinya, tanggung jawabnya, dan Alana seharusnya tidak melempar masa depannya begitu saja. Alana sempat mengolok-olok Karis karena menuruti Medi, tetapi Alana berkata bahwa ia akan membantu Karis mencari bukti. Karis berpisah dengan Alana, ia pergi ke kelas untuk membereskan tasnya, sedangkan Alana pulang duluan. "Entah kenapa abis ketemu ama Klara gua jadi pede gabakal di keluarin, dan bener aja ya! Emang, Klara, sekarang gua udah ga sendirian lagi nok. Walau lu temenin gua dari atas sana, gua udah punya temen nok! Gua ada Klara dan Alana, semuanya ngedukung gua, bukan lu doang lagi nok. Gua janji sama lu nok, gua gabakal ngecewain lu. Gua bakalan tuntaskan pembullyan di sekolah ini, gua bakalan mencari bukti. Gua akan membuktikan bahwa Medi itu stalker, Jeje itu pembully, dan Kai bisa berubah. Gua yakin dasarnya adalah anak yang baik. Gua bisa ngerubah sekolah ini, bersama-sama merubah sekolah ini. Nok, terima kasih ya lu udah support gua. Gua pasti bisa, just in case kalo misalnya lu beneran udah ada di atas sana" Kata Karis dengan ceria. Walau begitu, ia masih memikirkan perkataan Medi bahwa Inok masih hidup dan alasan Langit menjauhinya. Ia pun pergi ke rumah untuk beristirahat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun