Mohon tunggu...
Joanne Gabriella Susanto
Joanne Gabriella Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid

Saya adalah seorang murid

Selanjutnya

Tutup

Love

Hati yang Berbunga, Padahal Beda Agama, Apakah Boleh?

5 Oktober 2024   07:53 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak zaman sekarang kebanyakan sudah mulai berpacaran dari kecil, dan tentunya banyak hal yang menentukan bahwa satu orang dapat melakukan hubungan dengan orang lainnya, salah satunya adalah agama. Walaupun agama ini hanya merupakan suatu faktor penentu antar kepercayaan satu orang dengan orang lainnya, kita tidak boleh meremehkan persoalan agama ini. Lantas apa yang harus dilakukan jika berpacaran berbeda agama? 

1. Kristen
Dalam Alkitab, terdapat prinsip yang menjadi pedoman. Yaitu Kesatuan dalam Iman dalam 2 Korintus 6 : 14 :"Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?". Ayat ini menyatakan bahwa hubungan antar lawan jenis yang berbeda agama di Kristen itu tidak diperkenankan. 

2. Islam 
Dalam Islam, sangat dianjurkan untuk menikah / berpasangan dengan sesama muslim. Hal ini didasarkan alasan kesatuan dalam iman, keturunan yang tumbuh di lingkungan islami, ketenangan hati menikah / berpasangan dengan sesama muslim karena keduanya memiliki tujuan hidup yang sama, yaitu untuk meraih ridho Allah SWT. 

3. Katolik
Gereja Katolik memiliki pandangan yang cukup jelas mengenai pernikahan, namun tidak secara eksplisit membahas tentang "pacaran" sebagaimana yang dipahami dalam budaya modern. Namun, berdasarkan prinsip-prinsip iman Katolik, kita dapat menyimpulkan beberapa hal terkait hubungan asmara, terutama dengan orang yang berbeda agama. Gereja Katolik secara umum mendorong umat Katolik untuk menikah dengan sesama Katolik. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti kesatuan iman, sakramen, dan komunitas iman. Namun, gereja katolik tidak menutup kemungkinan bagi pernikahan dengan orang non-Katolik, hanya perlu melakukan syarat-syarat seperti baptisan katolik bagi salah satu pihak dan perjanjian pernikahan. 

4. Buddha
Buddha mengajarkan tentang kasih sayang universal (metta) dan penerimaan terhadap semua makhluk hidup. Dalam konteks hubungan antarmanusia, termasuk hubungan asmara, ajaran Buddha menekankan pentingnya kebijaksanaan (prajna) dan kasih sayang (metta). Secara umum, Buddha tidak memberikan larangan spesifik mengenai pacaran beda agama. Fokus ajaran Buddha lebih pada pengembangan diri batin, mencapai kebahagiaan sejati, dan meminimalisir penderitaan. Namun, ada beberapa prinsip Buddha yang relevan dengan hubungan asmara, antara lain menerima perbedaan, kasih sayang universal, kebijaksanaan, dan kebebasan dari keterikatan. 

5. Hindhu
Ajaran Hindu secara umum menekankan pada kesucian dan kesatuan. Dalam konteks hubungan asmara, terutama pernikahan, Hindu lebih menganjurkan perkawinan di dalam satu kasta dan agama yang sama. Alasan utamanya adalah karena faktor kesatuan dharma, keluarga dan masyarakat, dan keturunan yang menyangkut adanya kesinambungan tradisi dan nilai-nilai keluarga. 

6. Konghucu
Konghucu, sebagai sebuah filsafat dan ajaran hidup, lebih menekankan pada etika, moralitas, dan hubungan antarmanusia daripada aturan-aturan yang kaku tentang agama. Oleh karena itu, dalam Konghucu tidak terdapat larangan eksplisit mengenai pacaran beda agama. Namun, ada beberapa prinsip dalam Konghucu yang relevan dengan isu ini, antara lain Ren (): Kemanusiaan , Yi (): Keadilan , dan Li (): Kesopanan.

Maaf jika ada informasi yang kurang tepat. Semoga bermanfaat yaaa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun