Tidak semua orang pandai berkata-kata. Aku bukan lah perempuan yang pintar merangkai kata ataupun beradu argumentasi. Bisa dikatakan aku hampir tidak pernah menang berargumentasi jika dihadapkan dengan lawan.
Apalagi membuat hal nya dalam membuat kata-kata puitis yang bisa menyentuh perasaan banyak orang. Namun ada sebuah tempat untuk ku menuangkan isi hati ku dalam tulisan.Â
Aku terbiasa menulis buku harian di moment ku yang berharga. Aku bisa menghabiskan berjam-jam waktu untuk menghias buku harianku. Kutempelkan foto, tiket nonton, voucher-voucher sampai ku hias dengan gambar.
Buku harianku yang menjadi sejarah hidupku. Dari bagaimana caraku dulu menyelesaikan masalah, bagaimana dulu aku mengutuk sebuah masalah sampai bagaimana aku mengubah caraku untuk menulis.Â
Aku menjadi seorang gadis yang belajar bagaimana caranya menjadi seorang perempuan mandiri. Beranjak dewasa tidak dapat berubah dalam sekejab mata.Â
Semua diawali dengan tetes tangis keberhasilan dan kegagalan sampai seumur hidup. Dan aku pun yakin kamu yang sedang membaca pasti juga sedang belajar bertumbuh. Jangan pernah menyesali sebuah kegagalan dan tetaplah semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H