Peh Cun atau Festival Perahu Naga merupakan tradisi yang terpilih sebagai National Intangible Cultural Heritage pada 20 Mei 2006 dan ditambahkan ke daftar Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, UNESCO pada 3 Oktober 2009.
Festival yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan China merupakan salah satu festival yang ternyata banyak di selebras. Salah satunya adalah negara Indonesia dan terkadang dikenal juga sebagai Festival Bakcang (Hanzi: ; Pinyin: ruzng). Tapi tahukah kamu akan asal usul tradisi ini?
Berdasarkan cerita turun temurun paling terkenal di Tiongkok, asal usul festival ini bermula dari Qu Yuan (Hanzi: ), penyair patriotik sekaligus penasihat nomor satu untuk kerajaan Chu yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu raja membangun kekaisaran yang lebih kuat. Namun sayang, salah satu usahanya di tentang oleh raja dan membuatnya diasingkan. Di masa pengasingannya, Qu Yuan menulis puisi berjudul Li Sao (Hanzi: 離騷; Pinyin: Lí Sāo) yang mengekspresikan kepedulian dan cintanya yang dalam pada Negara Chu dan rakyatnya. Kini puisinya telah menjadi karya sastra Tiongkok yang terkenal dan dihormati.
Ketika ibu kota Chu ditaklukkan oleh negara bagian Qin, Qu Yuan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di Sungai Miluo pada tanggal 5 bulan 5. Tubuh Qu yang tidak dapat ditemukan membuat penduduk setempat mendentumkan drum sembari melempar gumpalan nasi ke sungai sungai menggunakan perahu dengan harapan ikan akan memakan nasi tersebut daripada tubuh sang penyair.
Seiring berjalannya waktu, gumpalan nasi tersebut menjadi makanan tradisional yang disebut bakcang dan aksi mendayung perahu tesebut menjadi festival perahu naga yang kini menjadi tradisi budaya yang diadakan setiap tahunnya. Festival ini dikabarkan bakal digelar Kembali di Sungai Cisadane, Kota Tangerang pada 21-25 Juni 2023.
Selain sejarah Festival Perahu Naga, terdapat pula beberapa kebiasaan yang biasanya dilakukan saat merayakan festival ini. Terdapat pula beberapa kebiasaan yang biasa dilakukan:
1. Balap Perahu Naga
Tentunya Festival Perahu Naga tidak lengkap jika tidak ada balap perahu naga. Kegiatan ini merupakan olahraga tradisional populer dan dilakukan masyarakat Tiongkok karena olahraga ini dipercaya untuk menghormati Qu Yuan. Konon katanya, orang-orang Chu akan mendayung perahu untuk menyelamatkan jasad Qu Yuan sembari menakuti ikan-ikan di sungai. Kegiatan ini melibatkan tim pendayung yang akan berpacu di perahu sempit yang dihiasi dengan kepala dan ekor naga. Setiap perahu akan terdiri dari 20 pendayung; seorang penabuh genderang untuk menginspirasi anggota tim dengan berteriak dan menabuh genderang; dan seorang juru mudi yang akan mengemudikan perahu. Jarak balap biasanya 200--500 meter, dan kecepatan perahu bisa mencapai hingga 20 kilometer per jam. Pada hari festival, orang akan berduyun-duyun ke tepi sungai untuk menonton lomba perahu naga.
2. Makan Bakcang