Mohon tunggu...
Joanna MardeyRaharja
Joanna MardeyRaharja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Communication Undergraduate Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Dualitas Taylor Swift Melalui Lirik Lagu "I Can Do it With a Broken Heart" Menggunakan Teori Hermeneutika

30 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift (Instagram/taylorswift)

Teori hermeneutika adalah teori komunikasi yang berfokus pada proses penafsiran dan pemberian makna terhadap teks dan ucapan dalam konteks komunikasi. Kata hermeneutik berakar dari bahasa Yunani “hermeneuein” yang berarti menafsirkan. Ketika diterapkan dalam analisis lirik lagu, teori ini membantu kita untuk memahami pesan tersembunyi yang disampaikan oleh penulis lagu serta bagaimana pesan tersebut dipahami oleh pendengar.   

Lagu I Can Do it With a Broken Heart adalah salah satu lagu dalam album terbaru Taylor Swift yang berjudul The Tortured Poets Department. Lagu ke-13 dalam album terbarunya ini mencuri perhatian para swifties karena liriknya yang menyoroti dualitas cerita antara romansa dan karir yang sedang Taylor lalui. Diketahui Taylor saat ini sedang menjalankan tur dunianya, The Eras Tour yang memecahkan rekor sebagai konser musik terlaris dengan pendapatan paling tinggi. Di balik bahagia dan euforia konser, rupanya Taylor sedang berada di masa terendahnya akibat hubungan romansanya dengan Joe Alwyn kandas. Hal inilah yang Taylor ungkapkan melalui lirik karya terbarunya, bagaimana perjuangannya menampilkan penampilan sempurna bagi para penggemar di saat dirinya sedang mengalami konflik pribadi.   

Lagu ini dibuka oleh lirik “I can read your mind, she’s having the time of her life, there in her glittering prime” yang bermakna bahwa Taylor bisa memahami sudut pandang para penggemarnya terhadap dirinya yaitu Taylor pasti sedang menghidupi salah satu momen kehidupan terbaiknya. Selanjutnya, lirik itu dilanjut dengan “They said babe you gotta fake it till you make it, and I did” yang merupakan ungkapan dari Taylor bahwa dirinya sukses berpura-pura tegar dan menyuguhkan pertunjukkan sempurna bagi penggemarnya.   

Dalam lagu ini pun Taylor mengungkapkan perasaan sedih mengenai berakhirnya hubungan dirinya dengan Joe. Melalui lirik “He said he’d love me all his life but that life was too short” Taylor mengungkapkan bahwa hubungan selamanya yang dahulu mereka inginkan ternyata hanya terjadi dalam waktu singkat. Dan hal ini pun menjadi momen emosional Taylor bahkan ketika dirinya sedang berada di panggung, di hadapan para penggemar yang menantikan performanya. “All the pieces of me shattered as the crowd was chanting more”. Namun patah hatinya tidak menghalangi Taylor untuk mencapai kesuksesan dalam karirnya, hal ini diungkapkan dalam potongan lirik “I was hitting my marks, cause I can do it with a broken heart”.   

Jadi bait pertama dari lagu ini sudah menggambarkan dengan cukup jelas ambisi Taylor untuk bisa bangkit dari patah hatinya dan mencapai suksesnya. Taylor pun menulis “I cry a lot but I am so productive, it’s an art” yang menjadi suatu flex bagi dirinya untuk bisa menciptakan suatu karya dari kesedihan dan patah hati yang dialami. Meskipun dirinya mencapai titik terendah akibat putus cinta, namun hal ini justru menjadi inspirasi karya bagi Taylor.   

Selain fokus kepada dualitas perasaan Taylor ketika berada diatas panggung, lirik lagu ini juga menjelaskan beberapa hal dalam hubungan Taylor bersama Joe. “Crucial evidence, I didn’t imagine the whole thing” yang berarti kandasnya hubungan mereka tidak pernah diperkirakan oleh Taylor atau terjadi secara tiba-tiba. “I’m so obsessed with him but he avoids me like the plague”, potongan lirik ini juga menjelaskan bagaimana Taylor sangat menggebu-gebu untuk Joe yang menghindar dalam hubungannya. 

Potongan lirik lainnya berisi penekanan bahwa Taylor mampu bangkit dari patah hatinya atau juga bisa diartikan sebagai bentuk afirmasi pribadi Taylor untuk dirinya sendiri. Sebagai contoh “Cause I’m a real tough kid, I can handle my shit” dan “You know you’re good when you can even do it with a broken heart”. Kedua potongan ini seperti afirmasi positif bagi Taylor karena dirinya punya kontrol diri yang baik terkait emosionalnya dan bagaimana hal tersebut tidak mempengaruhi performanya sama sekali diatas panggung.   

Lagu ini ditutup dengan lirik “cause I’m miserable and nobody even knows, try and come for my job”. Lagi-lagi penekanan bahwa Taylor sukses menutupi momen terendah kehidupannya meskipun dirinya konsisten berada di depan publik dan media. Hal ini pun membuat Taylor tidak ingin diremehkan dalam karir dan karyanya karena banyak tekanan dan behind stories yang belum tentu terlihat nyaman seperti yang kita semua pikirkan.

Referensi:

Kharuinnisa, N. (2024, April 30). Lirik dan Makna Lagu I Can Do it With a Broken Heart – Taylor Swift. Narasi. https://narasi.tv/read/narasi-daily/makna-lagu-i-can-do-it-with-a-broken-heart-taylor-swift 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun