Mohon tunggu...
Johan Saputro
Johan Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Pranata Humas Pemkab Grobogan

Alumni Mahasiswa Ilmu Komukasi UIN Suka--Yogyakarta. Pengagum pemikiran Cak Nur, Gus Dur dan Cak Nun. Masih tahap proses pencarian, pemaknaan tentang "hening". Belajar mengerti, memahami dan menghayati "hening", karna dalam "hening" Aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Kirana: Hello? It's Me!

10 Januari 2016   10:42 Diperbarui: 10 Januari 2016   16:41 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maafkan aku...," ucapku lirih, lanjutku, "Apa yang kamu rasakan, sama dengan apa yang aku rasakan. Kirana, maafkan aku sudah mencintaimu, maafkan aku karena aku tak tahu cara yang lain."

Kau menundukkan kepalamu, mengusap air mata yang tak bisa lagi kau bendung dengan tanganmu. "Waktu itu dan sampai kini pun aku masih takut tak bisa mengendalikan perasaan itu, perasaan yang terus menyamarkan rasa sayang yang murni dengan sekadar hasrat ke-tubuh-an untuk memilikimu. Sulit bagiku untuk membedakan keduanya Kirana."


"... Manis seperti mereka... tulus seperti adanya... suci seperti dirimu..."

Bila kuingat lagi, entah berapa kali aku mencoba untuk menghubungimu, meski dorongan itu berhasil aku tahankan. Entah berapa kali aku "mengintai" semua akun media sosialmu. Tak terhitung. Aku turut merasakan ratapanmu, kesedihanmu, kesakitanmu. Aku merasakan hal yang sama. Tapi aku terlalu pengecut.

"Jon terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk pertemuan singkat kita ini." Kau tampak membetulkan posisi dudukmu, mengusap pipimu, dan merapikan rambutmu. Kini tanganmu merogoh isi tasmu, lalu kau memberikannya padaku.

"Jon, seminggu lagi aku menikah. Ini undanganku. Kumohon kau untuk datang," ucapmu tegas.

"... Ratapan mulai usang... nur yang kumohon..."

Di cafe itu, kita duduk berdua. Kau memesan chocolate milkshake, sementara aku memesan rasa sakit yang tak putus lengkingnya, memesan rasa lapar yang asing itu. Aku berusaha meyakini, orang-orang mengatakan, waktu jua-lah yang akan menyembuhkan luka, tapi sesungguhnya aku tak yakin luka itu akan terobati.

.......

Hello from the outside (outside)
At least I can say that I've tried
To tell you I'm sorry for breaking your heart
But it don't matter it clearly doesn't tear you apart anymore

........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun