Mohon tunggu...
Jamilatun Nahdliyah
Jamilatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

UIN Suka Yogyakarta 2015 . Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Seorang anak muda yang tengah menghampiri mimpinya. No matter where we go, we take a little of each other everywhere.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terbelenggu dalam Sistem

7 September 2016   07:36 Diperbarui: 7 September 2016   08:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan pembebasan merupakan proses memanusiakan manusia melalui sebuah kesadaran untuk melepaskan diri dari bentuk penindasan yang hegemonik dan dominatif, yang keduanya menjadi penghambat bagi tegaknya pilar-pilar pembebasan.

Melihat pendidikan di Indonesia yang ada selama ini, saya rasa kebebasan disini telah sirna. Pendidikan yang sebenarnya bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa justru dalam kenyataannya malah banyak membatasi eksplorasi potensi para anak bangsa. Pendidikan yang seharusnya membahagiakan justru dirasa malah menjerat para pelajar dalam kegelisahan karena seabrek tugas yang diberikan. Para pelajar dibelenggu dengan berbagai aturan yang mengikat dan membebani. Para pelajar dipaksa untuk mempelajari semua bidang ilmu pengetahuan dan di paksa untuk menguasai semua bidang ilmu pengetahuan tersebut tanpa melihat kemampuan si anak didik. Apalagi masa pendidikan wajib 12 tahun yang menempatkan guru bagaikan seorang tuhan yang mengetahui segala hal dan tidak pernah salah. Kalau di daerah jawa ada pepatah “Guru itu di gugu dan di tiru”. Pepatah inilah yang semakin membuat para pelajar bermental ciut, menganggap bahwa dirinya tidak mengetahui apa-apa sehingga ia harus percaya dan patuh pada setiap apa saja yang dikatakan oleh gurunya. Tak ada yang berani membantah. karena kebanyakan para pelajar mengetahui materi hanya dari gurunya semata sehingga wawasannyapun sempit.

Setiap manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap anak didik memilki bakat dan minat yang berbeda-beda. Seharusnya pendidikan itu didasarkan pada passion para anak didiknya, mengasah bakat yang ada agar hasilya bisa maksimal, bukan di paksakan harus bisa menguasai segala hal namun hasilnya malah gak maksimal bahkan nihil.  Pola pikir yang menganggap bahwa anak didik yang pintar adalah anak didik yang jago dalam menyelesaikan persolanan matematika dan pandai berbicara bahasa inggris sedangkan anak didik yang berbakat dibidang lain seperti kesenian tidak terlalu di perhitungkan bahkan dianggap bodoh. Anggapan seperti inilh yang akhirnya membuat anak didik meninggalkan passion mereka dan beralih mempelajari sesuatu yang sebenarnya tidak mereka sukai demi di anggap pintar oleh orang-orang.

Pendidikan sekarang ini yang lebih banyak mengedepankan peningkatan pengetahuan anak terhadap suatu hal dibanding dengan pengajaran moral dan etika, padahal jika dilihat dari segi esensinya pendidikan etika moral itu jauh lebih penting. Karena etika lah yang nantinya akan menentukan mau dibuat apa ilmu yang didapat oleh si anak didik. Jika pemahaman etika berhasil dipahami oleh anak didik tentu nanti ilmu yang ia dapatkan akan digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, namun jika pendidikan etika ini tidak diajarkan pada anak didik kemungkinan si anak didik bisa saja memanfaatkan ilmu yang ia punya untuk hal-hal yang kurang baik. Misalnya saja di Indonesia, banyak sekali orang-orang pintar yang menjadi pejabat, namun karena kepintarannya tidak di imbangi dengan etika dan moral yang baik tak sedkit pula dari mereka yang justru malah menyalahgunakan kekuasaan dan kepintaran mereka untuk melakukan korupsi yang merugikan rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun