Mohon tunggu...
Jn. Aether
Jn. Aether Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hi, I’m Aether, a single-mother, storyteller, poet, and content writer, who likes to share my ideas over a cup of coffee and tea 🍃☕️. Sometimes, the quietest people have a thousand brilliant ideas in their minds.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Ngaku Produktif Kalau Cuma Jago Nge-List! Lawan Fake Productivity Yuk!

6 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   12:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fake Productivity (BreakingPic/Pexels.com)

Sebagai freelancer, kamu pasti akrab dengan konsep produktivitas. Kejar setoran, penuhi deadline, dan kelola waktu sendiri menuntutmu untuk bisa bekerja secara optimal. Tapi, pernahkah kamu merasa super sibuk, daftar tugas panjang lebar, namun hasil yang didapat stagnan? Wah, bisa jadi kamu terperangkap dalam jebakan "fake productivity"!

Apa itu "Fake Productivity"?

"Fake productivity" adalah kondisi di mana seseorang merasa produktif karena sibuk melakukan banyak hal, namun pada kenyataannya tidak ada kemajuan signifikan yang dicapai. Hal ini sering terjadi karena orang-orang terjebak dalam kebiasaan yang tidak efektif, seperti:
1.  Membuat daftar to-do yang tidak realistis
Kamu membuat daftar to-do yang panjang dengan banyak item, tapi kamu tahu bahwa kamu tidak mungkin menyelesaikan semuanya dalam waktu yang tersedia. Hal ini justru membuatmu merasa stres dan terbebani.

2.  Menunda-nunda pekerjaan
Kamu sering menunda-nunda pekerjaan hingga menit-menit terakhir, dan akhirnya menyelesaikannya dengan terburu-buru dan tidak maksimal.

3.  Terlalu fokus pada multitasking
Kamu ingin menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus, tapi kamu malah jadi tidak fokus dan tidak menyelesaikan satu pun pekerjaan dengan baik.

4.  Terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial
Kamu menghabiskan banyak waktu scrolling media sosial dan melihat aktivitas orang lain, padahal kamu seharusnya fokus pada pekerjaanmu.

5.  Terlalu sering terdistraksi
Kamu mudah terdistraksi oleh notifikasi dari smartphone, email, atau suara dari luar.

6.  Merasa puas dengan menyelesaikan tugas kecil
Kamu merasa puas dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil, padahal kamu seharusnya fokus pada tugas-tugas yang lebih besar dan lebih penting.

Dampak "Fake Productivity"

"Fake productivity" dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan produktivitasmu, lho. Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:

  • Stres dan kecemasan: Kamu akan merasa stres dan cemas ketika kamu merasa tidak dapat menyelesaikan semua tugas dalam daftarmu.
  • Kelelahan: Kamu akan merasa lelah dan tidak berenergi jika kamu terus-menerus menunda-nunda pekerjaan.
  • Rasa frustrasi: Kamu akan merasa frustrasi jika kamu merasa tidak mencapai tujuanmu.
  • Penurunan produktivitas: "Fake productivity" dapat menyebabkan penurunan produktivitas jangka panjang.

Bagaimana Melawan "Fake Productivity"?

Jika kamu merasa terjebak dalam "fake productivity", jangan khawatir! Ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk melawannya:

1.  Buatlah daftar to-do list yang realistis
Setiap hari, buatlah daftar to-do list yang berisi tugas-tugas yang ingin kamu capai. Pastikan daftar tersebut realistis dan dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun