Kelembutan itu mengoyak lukaku;
Siapa sangka peka ‘kan terpenjara?,
Perban dalam kotak P3k tak cukup baik
Untuk membalut luka, dan
Menyerap darah putriku
Akhirnya;
Sutra turut berkabung
Dan, pahlawan itu sungguh beruntung
Dicinta memar bak simpatisan sejati
Hingga matinya terlihat sahid, tapi
Tak terlalu besar peluangnya
Bagi mereka, masuk surga adalah sia-sia
Bukan alasan yang sempurna memang
Namun, bagi gelondongan kain dan ulat sutra
Yang penting laris dan terjual habis
Ya…
Tidakkah kalian pikirkan?
Bila itu telah mengotori tempat tidurku
Kalian buang hajat dimana-mana
Tidakkah kalian dengarkan?,
Begitu pilu bumiku menangis.
(Serpong (Baru Asih), 25 Agustus 2007/ 21: 15 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H