Mohon tunggu...
Jamaludin Lutfi
Jamaludin Lutfi Mohon Tunggu... profesional -

Saya anak ke dua dari enam bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seklumit tentang Kesalahan

6 Juli 2011   15:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13099763311004059318

Ternyata;

Melakukan kesalahan itu tak mudah

Sulit, Se-sulit mengakuinya

Butuh modal pula, tapi

Mengapa semua melakukannya?

Kesalahan ciptakan pengetahuan?

Semakin sering salah semakin pandai

Asalkan yang sama tak lebih dari tiga kali, katanya…

Itukah penyebab Tuhan Maha Pengampun?

Aturandibuat karna ada kesalahan

Sederet pasal, ayat dan sangsi-sangsi bersumber darinya

Hingga suatu perbuatan dapat di tinjau dan di rangkum

Menjadi sebuah komponen pemberatan, Lalu

Diukur kadarnya dengan menggunakan sebuah perangkat

Yang disebut pengadilan,

Apakah hasilnya dapat dipertanggung jawabkan?

Menurut saya;

Kesalahan adalah salah satu bentuk perbuatan

Yang berbenturan dengan hak-hak

Untuk apa Tuhan menciptakannya?

Siapa yang pantas memberikan sangsi?

Bagaimana hukum dunia dimata Tuhan?

Apakah pendapat mayoritas dapat dijadikan jaminan?

Lalu, untuk apa Tuhan mengutus Nabi?

Bukankah jumlah Nabi tidak banyak?

Mengapa dunia tak mengacu pada hukum Tuhan?

Apakah akan melibatkan banyak tuhan?

Jadi, Tuhan yang mana yang benar-benar Tuhan?

Mengapa harus marah?

Mengapa harus tersinggung?

Bila, semua harus berpulang pada keyakinan, adakah kesalahan?

Bukankah hukum juga melanggar hak?

Kalau-pun itu adalah hasil kesepakatan, kapan pemungutan suaranya?

Seperti apa hukum yang sah itu?

Bagaimana bila si pembuat hukum yang melakukan kesalahan?

Pernahkah Tuhan berbuat salah?

Andaikan itu terjadi, siapa yang akan menghukumNYA?

Kini, kita semua sepakat bahwa Tuhan tak pernah salah, bukan?

Bagaimana kalau kita pakai saja hukumnya, dan kita pilih Tuhan yang benar?

Kemudian, jangan pernah melakukan kesalahan

Setujukah anda?.

(Bandar Lampung, 19 November 2008/ 10: 02 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun