"Bekerja keraslah untuk meraih sesuatu yang di Inginkan. Jika sudah bekerja keras, biarlah keberuntungan yang berbicara"
Copa America Centenario USA 2016 yang telah berakhir dan menyisakan kepedihan bagi rakyat, pemain, dan pelatih tim nasional Argentina. Bagaimana tidak setelah hampir juara di dua turnamen besar sebelumnya yakni World Cup Brazil 2014 dan Copa America Chile 2015 tentunya Copa America Centenario USA 2016 menjadi arena untuk meraih gelar yang selama ini mereka impikan. Namun nasib berkata lain sebab Argentina yang lebih diunggulkan kembali menelan pil pahit setelah kalah lagi-lagi lewat Chile di babak final dengan kejadian yang sama dengan final Copa America Chile 2015 yakni menyerah lewat adu penalti setelah bermain tanpa gol di waktu normal.
Argentina termasuk Negara yang beruntung karena di saat Negara-Negara lain yang menjadi saingan dalam dunia sepak bola mengalami krisis penyerang hebat, Argentina malah memiliki penyerang-penyerang hebat yang kemampuannya dapat dikatakan sama rata. Salah satu contoh Negara saingan yang mengalami krisis penyerang yaitu tim samba Brasil.
Akibat banyaknya stok penyerang hebat, beberapa nama harus rela tidak di ikut sertakan dalam Copa America 2016. Para pemain hebat yang nama mereka tidak dipanggil oleh pelatih Gerardo Tata Martino di Copa America 2016 yaitu Carlos Teves, Mauro Icardi, dan penyerang muda Juventus FC, Paulo Dybala. Siapa yang berani menyangsikan kehebatan ketiga pemain tersebut. Namun mereka harus merelakan keinginan untuk unjuk kebolehan di panggung besar sekelas Copa America.
Lini serang yang di isi banyak penyerang hebat tentunya tidak berguna apabila lini tengah dan pertahanan tidak dapat mengimbangi. Argentina di Copa America 2016 memiliki lini tengah yang hebat. Javier Macherano, Ever Banega, Nicolas Gaitan, dan tentu saja Angel Di Maria merupakan gelandang-gelandang berkelas yang kemampuan mereka sudah di akui oleh dunia. Selain nama-nama tersebut, Lucas Biglia juga tidak dapat di kesampingkan. Lini belakang yang sudah tidak diperkuat pemain berpengalaman seperti Martin Demichelis berhasil di tutup oleh penampilan cemerlang dua pemain yang berkiprah di Liga Premier Inggris yakni Nicolas Otamendi dan Marcos Rojo. Selain mereka berdua penampilan debutan seperti Ramiro Funes Mori membuat Sergio Romero merasa aman berada di bawah mistar gawang Argentina.
Argentina sukses memulai kampanyenya di Copa America 2016 dengan mengalahkan juara bertahanan Chile 2-1 dipertandingan pembuka grup D. Setelah itu Argentina terus melaju tanpa hambatan dengan meraih empat kemenangan yakni dua di Grup melawan Panama dan Bolivia kemudian Venezuela di babak perempat final dan tuan rumah Amerika Serikat di semi final menjadi korban keganasan Lionel Messi dkk. Argentina sukses mencetak 18 gol dan hanya kebobolan 2 gol. Dengan 18 gol para penyerang Argentina membuktikan bahwa mereka memang layak di sebut penyerang-penyerang hebat. Hal tersebut tidak terlepas dari 18 gol yang dihasilkan Argentina, 14 diantaranya di cetak para penyerang argentina. Berikut para penyerang Argentina yang berhasil mencetak di Copa America 2016 :
- Lionel Messi (5 Gol)
- Gonzalo Higuain (4 Gol)
- Ezequiel Lavezzi (2 Gol)
- Erik Lamela (2 Gol)
- Sergio Aguero (1 Gol)
Sedangkan empat gol lainnya di cetak masing-masing oleh Angel Di Maria, Ever Banega, Marcos Rojo, dan Victor Cuesta. Sementara lini serang membuktikan kemampuan mereka, lini belakang yang nama-nama punggawanya kala mentereng di banding para penyerang, juga tidak mau kalah sehingga mereka juga ikut membuktikan kemampuan mereka dalam menjaga lini pertahanan Tim Tango Argentina.
Akan tetapi semua pencapaian hebat tersebut musnah seketika ketika mereka dikalahkan Chile di babak final. Argentina melakoni enam pertandingan di Copa America 2016 dan Argentina merupakan satu-satunya tim peserta yang tidak pernah mengalami kekalahan di waktu normal selama penyelenggaraan turnamen tersebut. Argentina hanya kalah lewat drama adu penalti di partai final sekaligus menggagalkan mereka menjadi juara.
Pencapaian Argentina adalah yang terbaik dari semua Negara yang ikut ambil bagian di Copa America 2016 termasuk sang juara Chile. Tim Tango dapat dikatakan sempurna sebagai sebuah tim dan pantas meraih gelar yang mereka inginkan itu. Namun apalah artinya kesempurnaan tanpa adanya keberuntungan.
Dalam kehidupan sehari-haripun kita menyadari bahwa keberuntungan sangatlah penting. Kita boleh pintar, kita boleh hebat akan tetapi tanpa faktor yang namanya keberuntungan semua tidak ada gunanya. Pelatih Gerardo Tata Martino dan anak asuhnya serta para pendukung Tim Nasional Argentina pastinya sadar akan hal tersebut karena hanya ketidak beruntunganlah yang membuat Argentina gagal meraih gelar dari tangan Alexis Sanchez dkk yang lebih bermental juara. Namun apalah artinya mental juara tanpa keberuntungan. Kiranya keberuntungan akan menghinggapi skuad Argentina di turnamen-turnamen berikutnya.