Mohon tunggu...
Johandy Lingkubi
Johandy Lingkubi Mohon Tunggu... Tidak Ada -

Seorang yang ingin selalu lebih baik bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan dan terutama untuk Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Film Original dan Film Bajakan

4 Juli 2016   15:07 Diperbarui: 4 Juli 2016   15:19 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton film sudah menjadi kebutuhan bagi hampir semua orang pada saat sekarang ini. Kita dapat menyaksikan film dengan cara mendatangi bioskop-bioskop dan juga dapat menyaksikan lewat pemutaran di televisi oleh stasiun televisi yang ada. Selain itu kita dapat menyaksikan film lewat media komputer bahkan film bisa juga di saksikan lewat smartphone.

Bagi para pencinta film pasti sudah mengetahui mana film yang original dan mana film bajakan. Film original bisa kita saksikan lewat layar bioskop atau dengan cara membeli VCD atau DVD original dari suatu film. Sementara film bajakan dapat di dapat lewat situs-situs penyedia film gratis dan juga VCD atau DVD bajakan yang banyak di jual dengan harga murah meriah di banding VCD atau DVD aslinya.

Beberapa waktu lalu pemerintah memblokir beberapa situs penyedia film gratis karena melanggar aturan yang ada di negara ini. Namun saat ini pemerintah masih memberi kelonggaran bagi situs penyedia film gratis untuk tetap menjalankan website mereka selama mereka tidak mengupload film Indonesia. Langkah pemerintah sudah sangat baik dengan mengetatkan aturan kepada website penyedia film gratis untuk tidak membajak film produksi negeri sendiri sebab industri perfilman Indonesia banyak menggantungkan keuntungan dari banyaknya penonton yang menyaksikan film mereka secara langsung di bioskop. Apa jadinya jika film Indonesia bisa di dapat bajakannnya di Internet. Hal tersebut tentu bisa merugikan Industri perfilman Negara Indonesia kita tercinta ini. Berbeda dengan film-film dari luar Negeri yang notabenya pemutaran filmnya hampir serentak di seluruh duni pada saat perilisannya, film Indonesia pada umumnya hanya di putar di Negeri sendiri. Memang ada beberapa film yang sukses di putar di luar negeri namun hanya di negara-negara tertentu. 

Dengan di perketatnya aturan untuk tidak membajak film Indonesia sebenarnya menimbulkan dilema bagi para pencinta film. Terutama para pencinta film nasional yang di tempat tinggalnya tidak terdapat bioskop untuk bisa menonton film terbaru. Berbeda dengan mereka yang bertempat tinggal di kota yang sudah tersedia gedung bioskop, tentunya dengan mudahnya menyaksikan film yang sedang di putar.

Masyarakat yeng berada di luar jangkauan bioskop, tentu saja hanya menggantungkan keinginan menonton film mereka lewat film-film bajakan. Mereka bisa saja menyaksikan film original lewat layar televisi namun dibutuhkan waktu yang lama untuk satu stasiun televisi memutar sebuah film. Dengan kata lain film-film yang diputar oleh stasiun televisi Nasional merupakan film-film yang tanggal pemutaran perdananya di bioskop sudah lama. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak mempunyai bioskop, jika ingin selalu update film terbaru tentu saja cara atau jalan pintasnya yaitu dengan mendownload film dari penyedia film gratis di  Internet.

Bagi pencinta film yang berada di luar jangkauan bioskop tentu saja merasakan dilema tersebut. Mau dengan tidak mau mereka terpaksa menyaksikan film-film terbaru bukan original atau film bajakan. Bagaimana menyaksikan film original kalau tempat untuk menyaksikan film tersebut tidak tersedia. Semoga kedepan pemerintah berhasil menemukan jalan keluar untuk masalah yang satu ini. Apabila media untuk menyaksikan film-film original terbaru sudah menjangkau sampai ke daerah-daerah tentu saja langkah untuk menyetop pembajakan film akan berkurang secara berlahan. Pembajakan adalah kejahatan baik bagi penyedia maupun yang mendownload atau membeli namun apa daya bagi mereka yang bertempat tinggal jauh dari bioskop yang selalu memutar film terbaru. Sedangkan mereka yang tempat tinggalnya sudah tersedia bioskop masih menyaksikan film bajakan apalagi mereka yang jauh dari bioskop.

Manado, 04 Juli 2016. Johandy Lingkubi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun