Mohon tunggu...
Johandy Lingkubi
Johandy Lingkubi Mohon Tunggu... Tidak Ada -

Seorang yang ingin selalu lebih baik bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan dan terutama untuk Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pendaki Gunung, Apakah Kalian Benar-benar Mencintai Alam?

2 Juli 2016   07:01 Diperbarui: 2 Juli 2016   16:48 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Soputan, Sulawesi Utara. Foto : Dok. Pribadi

Pendaki gunung sahabat alam sejati

Jaketmu penuh lambang

Lambang kegagahan

Memproklamirkan dirimu pencinta alam

Sementara maknanya belum kau miliki.

Kata-kata di atas merupakan sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh artis lawas Rita Rubi Hartland. Secara keseluruhan lagu tersebut berisi tentang sindiran kepada orang-orang yang mengatas namakan diri mereka pencinta alam, akan tetapi sifat dan sikap yang mereka tunjukan kepada alam tidak sesuai dengan status pencinta alam yang mereka banggakan.

Jika kita berbicara pencinta alam tentu erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang berbasis di alam. Salah satu kegiatan yang sudah merupakan satu kewajiban bagi mereka yang mengatakan diri mereka pencinta alam yaitu pendakian gunung. Dengan mendaki gunung tentunya kita dapat merasa lebih dekat dengan alam. 

Apalagi kalau kita disibukkan oleh aktivitas yang menumpuk tentunya kegiatan yang tergolong ektrim tersebut merupakan salah satu pilihan yang pas bagi mereka yang tentunya mempunyai hobi untuk bersenda gurau dengan alam.

Semakin tahun rupanya semakin bertambah orang-orang yang mengklaim diri mereka sebagai pencinta alam. Semakin banyak pencinta alam maka semakin banyak pula orang-orang yang mendaki gunung. 

Gunung semakin ramai dihari libur, apalagi pada momen kemerdekaan Republik Indonesia kita tercinta ini yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus. Tidak peduli seberapa susahnya jalur yang di lewati, seberapa jauhnya jarak yang ditempuh, dan seberapa beratnya beban yang dibawa, semua di lakukan demi mencapai puncak dari gunung yang di daki sekaligus mencari ketenangan dan kepuasan diri.

Memang tidak ada yang salah dengan kegiatan pendakian gunung atau kegiatan-kegiatan di alam bebas lainnya sebab semua orang berhak melakukannya. Akan tetapi ada saja oknum-oknum pencinta alam yang melakukan kegiatan pendakian gunung tetapi mereka lupa akan tanggung jawab yang mereka pegang sebagai seorang ataupun kelompok yang berani menamakan sebagai pencinta alam. 

Salah satunya yaitu banyaknya sampah yang  berserakan di gunung dan ironisnya hampir sebagian besar sampah-sampah tersebut merupakan sampah yang sulit terurai. Selain sampah, ada kegiatan-kegiatan yang sangat merugikan alam lainnya seperti mengambil tumbuhan langka yang hanya ada di gunung serta kebiasaan menuliskan nama dengan ditempat yang bisa ditulisi. Tempat yang menjadi favorit untuk menulis nama mungkin di tugu yang merupakan penanda titik triangulasi dari setiap gunung.

Melihat fenomena ini, menimbulkan pertanyaan apakah para pendaki gunung memang mencintai alam? ataukah mereka hanya sekedar menunjukan bahwa mereka mampu menaklukan gunung yang tinggi dan dikenal dengan medan yang susah dan harus membutuhkan tenaga serta mental yang kuat untuk bisa sampai puncak tertinggi. 

Harus diketahui bahwa mencintai alam bukan hanya mendaki gunung atau kegiatan alam bebas lainnya. Mencintai alam dengan hal-hal seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, dan ikut melindungi dan melestarikan satwa lebih penting dari pada mendaki gunung. Yang lebih kecil dari semua itu tentunya tidak membuang sampah sembarangan. Alam akan terjaga jika tidak membuang sampah sembarangan dan alam akan tetap terjaga walaupun tidak ada orang mendaki gunung. 

Tuhan menciptakan bumi ini kepada manusia untuk dijaga agar supaya keindahannya dapat dinikmati sampai anak cucu kita. Silahkan mendaki gunung karena dengan berada di puncak gunung kita bisa melihat lebih luas keindahan ciptaan Tuhan sehingga kita dapat mensyukurinya. Tetapi jangan mendaki gunung apabila hanya mencari kepuasan sendiri tanpa mensyukuri dan melupakan tanggung jawab kita terhadap alam sekitar. Lebih baik jangan mengklaim diri sebagai pencinta alam jika hanya merusak dan mengotori alam.

Alam rusak karena ulah manusia. Jangan sampai kegiatan pendakian gunung yang semakin digemari dan membuat gunung sering di penuhi para pendaki kemudian menjadi rusak. Marilah bersama-sama kita mencintai alam sekitar seperti kita mencitai diri kita sendiri. Alam rusak bumi kita pasti ikut rusak. Rumah kita adalah bumi ini dan apabila bumi telah rusak dimana lagi kita akan tinggal. 

Dari sekian banyak oknum pencinta alam yang hanya mengatas namakan diri mereka pencita alam tetapi tidak mempunyai tanggung jawab terhadap alam, pasti masih lebih banyak pencinta alam yang benar-benar peduli terhadap alam dan bukan hanya sekedar mendaki gunung. Marilah saling mengingatkan agar hubungan kita dengan alam menjadi semakin erat. 

Kita menjaga alam pasti alam akan menjaga kita. Jika kita menghancurkan alam, alam juga akan menghancurkan kita. Ingat bahwa manusia tidak akan pernah bisa menang melawan alam.

JADILAH PENCINTA ALAM YANG BENAR-BENAR MENCINTAI ALAM BUKAN HANYA SEKEDAR MENDAKI GUNUNG !!! 

JANGAN MENDAKI GUNUNG KALAU HANYA UNTUK MERUSAK ALAM !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun