Mohon tunggu...
1125yAD
1125yAD Mohon Tunggu... mahasiswa -

menulis sebagai refleksi atas kebaikan hidup

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Awan Penipuan Online Semakin Canggih

25 Mei 2018   05:16 Diperbarui: 25 Mei 2018   05:32 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Beetify.com

Terus tanpa ambil pusing saya langsung menyatakan keinginan saya untuk membeli produk tersebut. Alasan saya sederhana, yakni bahwa teman saya itu pastinya tidak akan tega menjerumuskan saya ke lubang kerugian (alasan yang untuk konteks sekarang agak menyesatkan, hehehe).

Singkat kata setelah saya mengisikan format pemesanan barang, kemudian saya menanyakan terkait prosedur pembayarannya . Di sinilah juga terdapat keanehan kedua yang harusnya bisa membuat saya harus berpikir dua kali. Yakni dia malah balas menjawab kapan atau jam berapa saya akan melakukan transaksi pembayaran yang dalam hal ini melalui transfer. Kenapa saya bilang aneh karena biasanya penjual tidak akan menanyakan hal itu yang kesannya agak memaksa. Tetapi hal itu merupakan kewenangan mutlak dari konsumen (hmmmmm). 

Kemudian saya menjawab bahwa besok di jam sekian saya akan melunasi pembayarannya. Dan ketika saya menanyakan berapa nomor rekeningnya, yang bersangkutan malah menjawab kalau nomor rekening akan diberikan sesaat sebelum saya melakukan pembayarannya. Keanehan yang ketiga yang lagi -- lagi saya tidak mempedulikannya (hadeeeh). Keesokan harinya benar bahwa ketika sesaat sebelum saya akan melakukan pembayaran, baru yang bersangkutan bersedia memberikan nomor rekeningnya. 

Singkat cerita setelah saya selesai melakukan pembayaran dan yang bersangkutan juga sudah mengkonfirmasi bahwa uang telah masuk, maka yang terjadi kemudian adalah saya menunggu kapan ada konfirmasi barang siap untuk dikirim. Setelah menunggu selama sekitar 8 jam, tiba -- tiba ada sambungan telpon dengan identitas yang tidak dikenal yang masuk di hp saya. Setelah saya angkat ternyata dari si penjual tersebut. 

Awalnya saya merasa bahagia karena perkiraan saya mungkin si penjual mau mengabari kalau barang yang saya beli siap untuk dikirim. Akan tetapi setelah saya mendengarkan ocehan dari penjual itu yang kelihatannya sudah sangat profesional dalam memberikan penjelasan seperti mbak -- mbak spg yang cantik itu, hehehe, kemudian yang terjadi adalah jantung saya yang serasa mau copot dan berdetak -- detak tak menentu. 

Bagaimana tidak berdasarkan penjelasan dari penjual tersebut, saya diharuskan melakukan pengaktivasian id member dan membayar asuransi sebagai syarat pengiriman dan jaminan barang dan. Yang membuat otak ini mau pecah adalah nominalnya yang tak masuk akal, yakni 4,9 juta (rasanya ingin berkata kasar, hahaha). Meskipun penjual tersebut mengatakan dana itu akan kembali ke rekening saya secara utuh setelah 15 menit saya melakukan pembayaran, tapi setelah saya pikir -- pikir yang alhamdulillah waktu itu pikiran saya masih waras, bahwa hal itu jelas sesuatu yang konyol. 

Secara logikanya mengapa saya harus capek -- capek melakukan pengiriman uang itu jika nanti pada akhirnya akan kembali ke rekening saya dalam keadaan utuh dengan dalih sebagai syarat pengaktivasian id member, kenapa tidak pakai identitas misal ktp sebagaimana lazimnya yang dilakukan pada saat proses pengaktivasian id member. Maka untuk menindaklanjuti informasi tersebut kemudian saya menanyakan kepada teman saya yang katanya sudah pernah melakukan pembelian barang di toko tersebut. Lantas jawaban diberikan adalah lagi -- lagi pembenaran atas informasi tersebut. 

Awalnya saya hampir mau mengiyakan permintaan penjual tersebut, lantaran karena saya tidak memiliki uang sebanyak itu dan itulah yang malah menyelamtkan saya, karena kalau tidak pasti kerugian yang lebih besar lagi yang akan saya alami.

Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Dan pada detik itulah kecurigaan saya sudah berada di puncak dan setelah saya cari info di "mbah google" terkait praktek tersebut, yang saya temukan adalah bahwa cara seperti itu adalah salah satu modus penipuan yang berdasarkan testimoni dari salah satu korban dia bahkan mengalami kerugian di angka belasan juta.  

Dan meskipun yang bersangkutan terus mendesak agar saya membayar biaya pengaktivasian member itu, maka setelah saya berkonsultasi dengan sejumlah pihak, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melakukannya. 

Akhir kata sudah bisa ditebak barang sampai sekarang belum berada di tangan saya dan uangnya pun masih juga belum kembali entah kemana, hihihihi. Dan saya baru menyadari bahwa akun bbm atas nama teman saya telah disalahgunakan untuk tindakan penipuan oleh yang bersangkutan dengan cara meyakinkan saya tentang kebenaran dan jaminan barang yang ditawarkan penjual itu. Yang saya maksudkan disini adalah bahwa selama saya melakukan percakapan dengan teman saya itu ternyata sebenarnya saya juga melakukan komunikasi dengan orang yang sama, yaps yakni penjualan sialan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun