[caption id="" align="alignnone" width="636" caption="Ahok cawagub DKI (sumber foto: news.detik.com)"][/caption] Terkait artikel yang telah penulis tayangkan di Kompasiana ini 2 hari yang lalu, dengan tajuk Stop Kampanye Hitam. Ahok yang kemungkinan besar bakal menjadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi mengeluarkan pernyataan senada dengan penulis. Ahok menyatakan bahwa kalau mau menang dari Jokowi-JK jangan coba-coba melakukan kampanye sara. (Sumber). Saat pilgub DKI kemarin seandainya Nararya tak mengatakan haiyaa, saat debat cagub di televisi, kemungkinan mereka bakalan menang. Itu kata Ahok dalam menutup wawancaranya dengan wartawan. Ternyata apa yang dikatakan Ahok itu menjadi kenyataan sekarang. Kubu prabowo sudah terlanjur bermain di kampanye hitam berbau sara. Sejak awal lagi saat Jokowi dicapreskan oleh Ketum PDIP IbuMegaawati pada tanggal 14 Maret 2014. Kubu Gerindra meradang dan menyerang dengan kampanye sara melalui Fadli Zon dan bahkan didukung gencar oleh PKS yang berkoalisi dengan mereka. Kubu PKS yang merapat ke gerindra membubuhi kamoanye Sara semakin masip dan akhirnya mereka menyesal sendiri sekarang. Kader PKS akar rumput sekarang sedang galau karena bakalan bingung memilih Prabowo yang jelas-jelas mendiang ibunya beragama Kristen. Demikian juga dengan adik Prabowo Hasyim juga beragama kristen Protestan. bahkan jika dirunut melalui galur ibu Prabowo juga keturunan Yahudi dari Jerman. (sumber). Kegalauan para Islamis berlanjut dengan banyaknya kampanye hitam yang tadinya ditujukan ke jokowi akhirnya terbukti kebenarannya tapi bukan untuk Jokowi namun untuk kubu mereka sendiri. Ahok yang menyarankan kubu Prabowo untuk tidak melancarkan kampanye sara ternyata terlambat sudah. Rakyat pemilih sudah kadung mengetahui bahwa kampanye sara itu yang membuat Jokowi semakin diminati dan digali kepribadian dan kejelasan ke-Islaman Jokowi yang memang sudah melaksanakan ibadah haji. bahkan link berita hajinya Jokowi bersama Tantowi yanhya ada di internet. sementara hajinya Prabowo masih dipertanyakan. Koh Ahok terlambat mempertingati kubu Prabowo yang notabene bigbosnya di Gerindra atau sengaja terlambat agar Jokowi yang menang? Mungkin sejak dulu Ahok sudah memperingatkan Gerindra, namun koalisi mereka yang padat merayap dengan segala kepentingan maka tak ada kordinasi yang ditaati, semua kampanye dengan cara sendiri-sendiri dan menurut keyakinan masing-masing. Seperti PKS yang yakin dapat menjatuhkan Jokowi dengan isu keislaman Jokowi. Siapa yang tahu? Salam Pemilu Damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H