Mohon tunggu...
Jusuf K.HH
Jusuf K.HH Mohon Tunggu... Ilustrator - Benar Katakan BENAR, Salah Katakan Salah. Informasi Benar Selamatkan Banyak.

Pemerhati Indonesia Produktivitas-Teknologi, Keselamatan dan Trend Setting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Charta Life Skill Indonesia

1 Juli 2022   15:27 Diperbarui: 17 Juli 2022   14:25 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

100th+  Benar, butuh 100 tahun kemudian untuk Amerika mengakui kesalahan pendidikan mereka, "Financial Education programs benefit 100% of students. Compare this to only 19% of need high school level algebra in their job."

- National Financial Educators Council as reported by the Atlantic

Memang mengakui kesalahan mudah?  Bagaimana Indonesia setuju sebuah perubahan dimulai dengan 'koreksi' ke arah perbaikan?   Perlu sebuah keputusan bersama, bisa dan Pasti Menang!  Perbaikan hanya dapat dilakukan bila tahu permasalahan, memiliki kumpulan catatan lengkap-data sebagai validasi, bertekad positif mencari tahu apa yang berhasil; mental mau belajar, hemat waktu-tenaga-resourses; di-ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) solusi sesuai kondisi dan permintaan-kebutuhan Indonesia.  Sungguh!  Sama seperti bangsa besar lain, karakter—kepercayaan—dipercaya merupakan nilai dasar untuk berhasil . . sukses dimulai dari satu tugas kecil diselesaikan enak tidak enak, baik tidak baik (penjahat hirarkinya contoh  yang ekstrim. Jadi mafia besar kan mulai dari preman, negatif tapi) adalah kenaikan tingkat keberhasilan-kepercayaan.

Bila bersekolah bukan pendidikan dan akibatnya resesi ekonomi, Pendidikan apa deng yang diperlukan?   Ada Pendidikan berdasarkan Project-Based Learning atau Problem Solving-Based Learning bahkan Outcome Based Education (OBE) dalam kerangka pemahaman dan pendidikan keuangan yang memberi kesempatan adil beradab; masalahkah menjadikan banyak orang bukan kaya saja tapi makmurberkelimpahan?  Kenapa takut? 

Mari tiadakan sekolah berorientasi mark-based, mementingkan nilai diatas segalanya. Tapi menjadikan individualis, tidak bisa berpikir, kerjasama tabu, kemampuan mencari tahu . . ??   "solusi bila ketemu masalah, tidak ada, bingung dan atau teriak-teriak tambahin masalah".  Bukankah ini proses pemiskinan berkesinambungan dan pembodohan turun menurun, sengaja dibuat tergantung pada sekelompok kecil,- dapat jadi 1% yang diajari berbeda - disebut *eksploiter; menjadi penguasa?

*Definisi murni bebas politisasi label adalah asal jadi penguasa berkuasa dengan tujuan menguasai menjadikan yang lain-kumpulan, obyek, sapi perahan, tawanan-budak secara ekstrem, disepakati secara ilmiah disebut (https://bit.ly/3jsu9Ye REZIM) bisa berpaham Kapitalis, Komunis,  Agamis dan Ateis, bermodus kolonialis, Separatis dan Federalis.  Bisakah yang terakhir, hmm . .  mungkinkah pilihan terbaik kedepannya demi penyintasan, hikayat manusia, alur catatan INDONESIA (secara garis besar) how to survive 2022?

Ajarkan Life Skill juga Soft Skill

Disini tugas bersama kita.  Berdiskusi, Mencari tahu . . 

1) Apakah perlu per Undang Undangan Pendidikan yang mendorong . . . 

2)  Solusi Darurat Pendidikan

3) Redefinisi Merdeka Belajar dengan sosialisasi Project Based Learning atau Problem Based Learning dan Outcome Based Education . . Literasi Keuangan dan Pendidikan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun