Membincang perilaku mahasiswa/wi berkait aktivitas dunia kampus memang selalu menarik. Banyak yang bisa diamati sekalian dicermati lebih jauh tentang dunia mereka. Mulai dari penampilan, gaya hidup, selera makan, kelompok diskusi (termasuk peer-group), berorasi di seputaran internal, hingga kegiatan ekstra seperti aktivitas luar ruang berupa demonstrasi, semua bisa ditemui dalam kancahnya masing-masing.
Sepintas meneropong kehidupan dunia kampus, boleh saja digambarkan bahwa di lingkungan perguruan tinggi atau perkampusan rata-rata dihuni kalangan akademisi, yang (katanya) terdiri dari kaum in-telek-tual, bersikap ilmiah, berwawasan luas, berkepala botak, selalu membawa tas yang di dalamnya berisikan buku-buku, laptop, serta seabrek tetek bengek berkait per-kuli-ahan.
Namun, apakah mereka yang datang ke kampus mesti mengikuti kuliah? Belum tentu! Sebagian ke kampus memang untuk kuliah. Ada yang sengaja berkumpul setelah jam kuliah usai atau kuliah kosong ditinggal dosennya. Namun ada di antara mereka datang hanya sekadar memenuhi janji melakukan temuan kelompok studi sambil duduk barengan di bawah pepohonan atau di tempat khusus nongkrong. Di kantin fakultas tidak jarang para mahasiswa/wi berbincang sambil makan. Ditemui pula sekelompok mahasiswa memiliki kesamaan kepentingan, terdiri dari berbagai jurusan atau program studi “bergerombol” mendiskusikan hal menyangkut keperdulian sosial lebih luas, merancang aksi-aksi dan sejenisnya. Yang terakhir ini sering disebut aktivis kampus!
Lantas? Adakah hubungannya dengan indeks prestasi (IP)?
Jelas ada!
Betapa tidak, mereka yang rajin dan tertib mengikuti perkuliahan sampai usai dan setiap hari sehabis kuliah mengunjungi perpustakaan – pastinya lebih unggul di bidang prestasi. Tugas-tugas setiap mata kuliahnya selalu diselesaikan dengan baik, hasil ujian semesteran selalu memuaskan dan tak menyukai aktivitas lain-lain.Tipe mahasiswa/wi ini memiliki riwayat pembelajaran yang hampir sempurna, rata-rata indeks prestasi (IP) mereka mencapai 3,50 hingga 3,99. Aktivitas rutin tipe mahasiswa/wi ini:
KOST >> KAMPUS >> KULIAH >> PERPUSTAKAAN >> PULANG
Lain halnya, mereka yang rajin dan tertib ke kampus, namun tidak seratus persen memenuhi jadwal perkuliahan, dan hanya mengunjungi perpustakaan jika ada tugas kuliah tertentu, aktif berdiskusi sesama mahasiswa di luar ruang kuliah, suka nongkrong dan “bergerombol”merancang sebuah aktivitas, termasuk demo dan turun ke jalan. Tipe mahasiswa/wi yang agak mbandel ini memiliki riwayat pembelajaran yang kurang sempurna, wajar apabila rata-rata indeks prestasi mereka hanya pas-pasan atau dalam kisaran 2,50 hingga 3,48. Aktivitas rutin tipe mahasiswa/wi ini:
KOST >> KAMPUS >> KULIAH >> NONGKRONG/DISKUSI/DEMO >> PULANG
[caption id="attachment_126997" align="aligncenter" width="300" caption="demo mahasiswa (google)"][/caption]
Nah, dari kedua tipe mahasiswa/wi tersebut, ternyata ditemui perbedaan lain yang cukup signifikan, lumayan menarik, boleh juga dibilang mengagetkan. Berdasarkan bukti-bukti amatan dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, bahkan dari berbagai kontribusi nyata yang penuh tantangan serius, memerlukan perdebatan keras atau diskusi panjang – ternyata tipe mahasiswa/wi yang rajin, tertib dan berindeks prestasi tinggi ditemui cenderung kurang sigap atau kurang cekatan menyelesaikan persoalan berat di lapangan. Mereka hanya bisa merenung, kurang gigih melakukan action alias “tulat-tulit” jika berhadapan dengan tantangan keras yang dihadapi.
Justru mahasiswa/wi yang berindeks prestasi menengah atau pas-pasan itulah yang ternyata lebih siap, lebih sigap, cekatan menghadapi tantangan keras serta berani plus penuh tekad serta mampu memecahkan problem nyata di lapangan. Boleh percaya terhadap sekilas amatan subyektifku ini, tidak percaya pun silakan!
JM (5-8-2011).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H