Benarkah perempuan cantik selalu identik dari penampakan kulitnya yang putih mulus, badan tinggi, langsing, jelita, rambut lurus warna hitam dan pajang alias tidak kriwil-kriwil, tingkah kalem, murah senyum, sehingga memikat semua laki-laki (maaf: bernafsu) melihatnya. Itukah yang dapat disebut cantik?
Dalam forum informal, ketika aku dan kawan-kawan berdiskusi kecil-kecilan dengan peserta semua laki-laki - sempat membahas persoalan perempuan cantik yang tentu sangat kasuistik dan subyektif ini. Hasil atau kesimpulan sementara lumayan menarik, bisa menambah pengayaan pemahaman karena banyak lontaran pendapat yang cukup bervariasi dan multi-persepsi, bahkan kalau boleh dirumuskan terbagi atas 3 kelompok yang dapat memberi masukan untuk mengategorikan bahwa perempuan layak disebut cantik.
Kelompok pertama mengatakan bahwa cantik itu penampilannya kalem, lembut, anggun, suka senyum, ramah, seksi, tinggi badan semampai, tubuh langsing, kulit putih mulus, rambut panjang terurai, harum-wangi, rapi-modis-trendi seperti tampil di media massa ataupun tampil sebagai bintang iklan.
Kelompok kedua mempersepsi bahwa perempuan cantik jika penampilan diri tidak berlebihan atau tidak norak, alami/natural, feminin, sederhana dan percaya diri, cerdas (bukan berarti sekolahnya harus tinggi), berwawasan luas, intelektual, tidak cengeng, mandiri, enerjik, kalau diajak berdiskusi selalu nyambung, mampu menghadapi dan memecahkan masalah secara logis.
Sedangkan kelompok ketiga menyebut bahwa cantik itu harus berbudi pekerti dan bertaqwa, istiqomah. Semenarik apa pun seorang perempuan, menurut pandangan ini harus memegang teguh norma/etika, berakhlak, berbudaya dan punya harga diri, berjati diri atau dalam kata lain penampilannya berkarakter agamis.
Yah, dari berbagai pandangan atau pendapat bebas di atas agaknya cukup menarik untuk didiskusikan lebih lanjut. Namun aku sendiri, sebagai manusia biasa tak hendak terjebak atau berpihak pada salah satu pemahaman yang dianggap paling "benar" atau merasa paling bisa diterima. Semua pendapat atau pandangan tersebut layak diapresiasi dalam artian dihargai walaupun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dan mengingat itu semua merupakan pemahaman subyektif maka sangat dimungkinkan muncul tanggapan berbeda yang juga perlu dihargai sebagai pengayaan atas persepsi terhadap perempuan cantik tersebut. Diskusi yang sering mengundang suasana debatable selalu membuatku penasaran, sesungguhnya perempuan yang disebut cantik, kayak apa sih? Bagaimana menurut anda?
JM (31-3-2011).
note:
Agar tulisan ini berimbang dan tidak terkesan diskriminatif alias bias gender maka perlu ada artikel pembanding membahas tentang: laki-laki yang cakep, ganteng, tampan, kayak apa sih? Nah, yang ini silakan dibuat tulisan, kita tunggu dan diskusikan! Selamat menyongsong akhir pekan, salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H