Dini hari, 13 Juli 2017 seputaran pukul 04.00 wib mata terasa lelah karena semalaman menggauli dunia online (baca: internet) untuk mencari informasi aktual-bermanfaat dan untuk menambah pengetahuan pastinya. Daripada memelototi layar komputer terus (kornea mata bisa rusak: kata dokter), kuhidupkan sarana komunikasi lain sambil minum kopi panas biar tambah semangat.
Sebagai breaker pemula, yang juga menjadi anggota RAPI (JZ12FJK) klik di frekuensi 143.550 MHz dan Frekuensi 142.470 sudah menjadi kebiasaan "wajib dengar" untuk mencari berita atau informasi aktual/terkini, terutama yang belum dimuat di mainstream media.
Walaupun pagi itu di frekuensi 143.550 MHz  tak didapat informasi terkini dan urgent, namun suara sayup terdengar (JZ13OVB -- mbak Galuh, Bojonegoro) sedang berbincang dengan rekan yang sedang mobiling (stasiun bergerak -- pengguna frekuensi) menuju Purworejo. Disusul masuknya JZ12IKC yang juga sedang mobiling memasuki wilayah Kulon Progo dari Jakarta menuju Gunungkidul via jalan Deandles. Pembicaraan terus berlangsung  kemudian masuk  JZ12OCD (Sleman) JZ12HSK (Kulon Progo) ikut mengisi frekuensi sehingga antar-breaker saling berbagi informasi.
Berhubung frekuensi sedang dimanfaatkan, kualihkan untuk pindah kanal ke 142.470 MHz... dan ternyata isi siarannya persis/sama seperti di kanal 143.550 MHz. Lebih gayeng lagi setelah subuh berlangsung, masuknya JZ12JGG (mbah Dul - Godean), menjadikan suasana "frekuensi bersama" bak gayung bersambut antar-breaker dan bergantian berbagi meskipun hanya berucap salam ....
Secuplik gambaran seperti dipaparkan di atas menunjukkan saat itu sedang berlangsung interkoneksi dan sekaligus sebagai suatu fenomena komunikasi radio antarpenduduk yang cukup menarik untuk diamati perkembangannya.
Ini merupakan kali kedua menurut cermatan, bahwa organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Daerah bersinergi dalam penyelenggaraan komunikasi. RAPI Daerah 11 yaitu Nusantara-1 Jateng dan RAPI Daerah 12 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak beberapa hari melangsungkan uji coba interkoneksi (menurut JZ12QL -- Sulaiman Suseno) sehingga antaranggota RAPI di dua provinsi (Jateng dan DIY) bisa semakin memperluas jaringan komunikasi dalam menggunakan frekuensi untuk menunjang (to support) kegiatan sosial, kemanusiaan, atau penyampaian berita marabahaya, bencana alam, pencarian dan pertolongan (SAR).
Kali pertama menurut catatan, sukses telah diraih ketika RAPI Nusantara-1 Jateng dan RAPI DIY melangsungkan interkoneksi dalam rangka Bantuan Komunikasi (Bankom) Lebaran 2017 (Idul Fitri 1438 H) di penghujung bulan Juni lalu. Terutama hilir mudik arus kendaraan dan suasana lalulintas jalan serta peristiwa penting yang terijadi di provinsi Jateng dan DIY selalu terpantau dan dikomunikasikan selama 24 jam. Bantuan komunikasi berupa petunjuk/arah jalan bagi mereka yang sedang mobiling mendapatkan prioritas  dan bisa berkomunikasi -- untuk bertanya -- kemudian dijawab oleh rekan-rekan anggota RAPI di Pos Pantauan Lebaran (Satgas RAPI) setempat, atau rekan lain yang lebih mengetahui kondisi real di lapangan, sehingga informasi aktual dan bermanfaat dapat dipetik. Inilah kontribusi nyata, bagian dari tanggung jawab anggota RAPI untuk membantu pemerintah dalam hal menerima dan menyalurkan berita-berita sosial kemanusiaan atau sejenisnya.
Interkoneksi dan Kesadaran Bersama
Interkoneksi dalam konteks ini sebagai langkah baru, berarti pula memulai babak baru yang disertai budaya baru dalam berkomunikasi dan berinteraksi bagi para pengguna Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP).
Banyak nilai tambah yang bisa dipetik atas berlangsungnya interkoneksi antardaerah dalam mejalin komunikasi, sinergitas dalam rangka memperluas jaringan komunikasi radio akan  menambah jangkauan area, menambah kesempatan untuk berbagi informasi sehingga dua wilayah (Jateng dan DIY) ter-cover dalam kanal frekuensi terpadu antarorganisasi maupun antarpengguna KRAP.
Perlu diketahui, kelebihan medium radio dibanding media lain terletak pada aktualitas beritanya, secara langsung dapat menyampaikan informasi (peristiwa/kejadian), mampu menjangkau pendengar tanpa mengenal jarak atau rintangan, pendengarnya bisa menerima informasi sambil beraktivitas/bekerja.