Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gurunya si Melianus Dimana, ya?

27 Agustus 2011   15:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah suka cita nan penuh canda seperti belakangan ini, nampaknya ada sesuatu yang rasa-rasanya kurang lengkap. Ada sesuatu yang “hilang” di antara anggota komunitas kita. Masih lekat dalam ingatan, seorang kerabat kompasianer yang cukup banyak berkontribusi nyata dalam berbagi tulisan maupun komentar dan kini hampir tak menampakkan diri, tak tahu di mana rimbanya. Entah ke mana atau entah di mana...

Karya- karya sastranya yang penuh makna dan canda dengan alur cerita yang mengalir, menarik serta dikemas dalam bahasa ringan disarikan dari cuplikan/sekelumit filosofi yang membumi biasanya selalu hadir di tengah-tengah kita. Beliau dikenal sebagai pendidik, mediator atau bahkan mengabdikan diri untuk turut serta memberdayakan masyarakat di Indonesia wilayah timur.

[caption id="attachment_131788" align="alignleft" width="150" caption="Albertus Fiharsono"][/caption] Dalam daftar pertemananku tercatat nama Albertus Fiharsono, dalam PP-nya menyebutkan: menjadi orang Papua, beliau berambut gondrong, muka oval, tercatat sebagai Kompasianer sejak 11 August 2010, terverifikasi. Terakhir karya beliau berupa sebuah prosa yang dipublikasikan via kompasiana.com tanggal 28 April 2011 | 00:27 kalau tidak salah berjudul Racun (silakan cek).

Berkait “hilangnya” beliau dari kancah gaul online sehari-hari tentu mengajak diriku untuk sejenak berpikir, bahkan banyak asumsi yang perlu dikemukakan. Apakah memang beliau sangat repot dengan aktivitasnya? Apakah beliau sedang masuk ke pedalaman, maklum di wilayah Papua ini penuh belantara lebat, ketika beliau masuk hutan (tanpa mengajak Melianus) lantas kehilangan jejak dan tak bisa kembali? Apakah di tempat beliau berada sekarang tidak bisa mengakses internet? Atau, apakah beliau sampai saat ini sedang sakit/gangguan kesehatan? Belum ada informasi yang mampu untuk menjawab secara pasti!

Satu lagi, jika dikaitkan dengan prosa terakhir yang beliau publikasikan dengan judul Racun, apakah ini berkorelasi dengan ketidakaktifan beliau di kancah kompasiana.com hingga sekarang? Substansi prosa tersebut memang cukup mengindikasikan sebuah keteguhan hati atas suatu godaan, walau pun akhirnya luluh dan “menyerah” dengan keterpaksaan karena mendapat ancaman fisik. Nah, ini semua hanya sebatas asumsi, yang tentunya juga harus memperhitungkan sebab-sebab lain mengapa beliau kini “menghilang” tanpa kabar?

Sebagai teman, sahabat dalam berbagi dan berkoneksi aku pun semakin tergugah untuk mencari tahu keberadaan beliau. Keluh kontak pertama kutanyakan kepada sahabatku Valentino yang ternyata juga tak mengetahui rimbanya. Itu sebab, bagi teman-teman kompasianer yang mengetahui gurunya si Melianus ini maka dengan hormat untuk mengabarkannya kepada kita semua. Bukankah pertemanan itu merupakan sebuah jalinan cinta kasih dalam suasana suka maupun duka. Semoga Mas Albertus Fiharsono dalam keadaan sehat-sehat selalu untuk kemudian bisa berbagi kembali.*

JM (27-8-2011).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun