Istilah atau sebutan A1 juga meluas digunakan sebagai cara mengungkapkan kode bahwa objek yang disebutkan itu sangat direkomendasikan untuk dilakukan. Termasuk sebutan untuk nilai uang, bahkan sampai ada juga yang menggunakan untuk produk suatu barang dengan nama A1.
Asal Mula Istilah "Info A1"
Secara pintas mungkin ada beberapa kalangan yang tak perduli untuk mengerti tentang istilah ini, terutama kaum pragmatis cenderung cuek, terpenting baginya bebas dan senang menggunakannya sebagai pilihan kata popular.
Namun demikian, jika ditelusuri lebih jauh ternyata istilah tersebut (Info A1) memiliki arti maupun makna tersendiri sehingga tidak menjebak kita dalam kebiasaan yang turun temurun melakukan introjection, yang pada gilirannya menambah distorsi istilah tanpa menyadarinya.
Menurut dan merunut sejarahnya, istilah A1 berawal dari Admiralty Code Angkatan Laut di Inggris ketika memberikan penilaian terhadap keabsahaan bukti-bukti intelijen.
Kemudian istilah ini digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada perang dunia I, khusus dirancang untuk komunikasi radio berdasarkan sistem kriptografi, juga digunakan Angkatan Laut Australia, yang selanjutnya meluas hingga di Indonesia digunakan oleh pihak pertahanan dan keamanan, badan intelijen, kepolisian, lembaga-lembaga yang berkecimpung di bidang komunikasi dan informasi untuk kepentingan internal organisasi.
Seperti lazimnya penerapan kode atau istilah A1 mengandung pengertian bahwa setiap data atau informasi yang masuk atau diterima haruslah diseleksi kebenarannya, dinilai kualitas dan kredibilitasnya, apakah valid atau tidak.
Untuk melihat lebih jauh tentang keabsahan terhadap setiap info yang diterima selanjutnya, masing-masing dapat dilakukan pengukuran melalui parameter tingkat kredibilitas (keandalan terhadap sumber info) dengan kode huruf A sampai F dan untuk tingkat validitas (kebenaran info) dengan kode angka 1 sampai 6.
Mengenai tingkat ketelitian dan kredibilitas terhadap sumber berita, standar penilaian terdiri dari haruf: A (= dapat dipercaya sepenuhnya), B (= biasanya dapat dipercaya), C (= agak dapat dipercaya), D (= diragukan), E (= tidak dapat dipercaya), dan F (= tidak layak dalam penilaian).
Sedangkan validitas info dengan standar penilaian berupa angka dari angka: 1 (= kebenaran berita/infonya dikuatkan oleh sumber lain, 2 (= infonya mungkin benar), 3 (= barangkali masih mengandung kebenaran), 4 (= kebenaran masih diragukan), 5 (= tidak mungkin benar), dan angka 6 (= kebenarannya tidak layak dinilai).