Seiring geliat PKL Malioboro yang mulai bangkit setelah libur panjang, beberapa pertokoan, pasar, transportasi juga mulai bergerak menunjukkan aktivitasnya. Sedangkan hotel, toko modern, dan tempat keramaian lain di kawasan setempat masih tutup menyesuaikan dengan ketentuan bertahap yang sedang dipersiapkan pemerintah daerah.
Sambil bersantai duduk di kursi tersebut, kita akan menikmati suasana lingkungan yang didesign estetik ditemani bolard-bolard berjajar di pinggiran sepanjang jalan. Atau bisa juga naik sepeda yang disediakam gratis bagi pra pengunjung.
Malioboro sebagai salah satu ikon Kota Yogyakarta selalu menarik untuk dikunjungi, kurang  lengkap rasanya apabila wisatawan datang ke kota gudeg ini belum "menengok" kondisi kekiniannya.
Mau berwisata belanja, wisata kuliner malam, wisata sejarah, seni dan budaya, atau sekadar bernostalgia dan berselfie/swafoto sangat menjanjikan memilih lokasi di kawasan ini. Lingkungan eksotis dengan latar belakang gedung/bangunan berarsitek kuno namun artistik semakin menorehkan kesan tersendiri.
Membincang Malioboro memang tak pernah ada habisnya. Melalui tampilan event-event barunya seiring kreativitas seniman dan budayawan lokal selalu menghiasi ruang publik seputaran sehingga denyut nadi kawasan Malioboro tak pernah mati.
Sayangnya kemeriahan itu terpaksa sempat berhenti akibat wabah Covid-19 menjadikan destinasi di jantung kota tersebut senyap seketika. Dan kini geliat mulai tumbuh kembali di tengah kesiapsiagaan menghadapi wabah yang setiap saat mengancam siapa saja..
Intinya yang perlu dicatat selama menyusuri perjalanan siang tadi telah menunjukkan bahwa PKL Malioboro ternyata masih ada. Giat ekonomi kerakyatan ini hadir kembali tanpa meninggalkan ciri khas kelokalannya.
Nah, di masa transisi memasuki new normal ini memang masih diperlukan kehati-hatian. Di satu sisi tidaklah mungkin selama hampir tiga bulan masyarakat harus pasif "mengurung diri" di rumah, tidak pula mungkin negara memberi bantuan/jaminan sosial terus-menerus, hanya akan menambah defisit anggaran, pada gilirannya bisa mengganggu perekonomian nasional.
Itulah sebabnya, pada sisi lain pemerintah mulai memberlakukan pelonggaran terhadap kekarantinaan kesehatan selama pandemi Covid-19 antara lain dibukanya kembali berbagai aktivitas sosial-ekonomi serta bidang kerja lainnya sesuai sikon di masing-masing daerah.
Pelonggaran dalam hal ini pastinya tanpa harus meninggalkan perilaku hidup sehat di tengah pandemi sesuai protokol kesehatan. Mulai dari cuci tangan, jaga jarak, penggunaan masker di tempat umum/keramaian, maupun tata cara etis (tidak meludah, batuk, bersin, buang sampah/kotoran di sembarang tempat), mengingat persebaran virus penyebab pandemi masih mengkhawatirkan.