Di samping itu, ada juga bansos dan pelatihan untuk pengemudi taksi, sopir bus, truk hingga kernet (Rp 600.000 per-bulan) selama tiga bulan, dan bansos dana desa yang ditujukan untuk 10 juta keluarga dengan besaran Rp 600.000 per-keluarga selama tiga bulan.
Menebar kebaikan saat pandemi
Sekilas menyimak suasana, begitu mendengar yang namanya bantuan, sontak hampir berbagai kalangan menaruh perhatian. Sejak dulu, di masa-masa terjadi bencana termasuk pandemi Covid-19 kali ini mereka yang "kehilangan" penghasilan wajarlah dibantu.
Namun tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang sejatinya sudah cukup dalam ekonomi keluarga ikutan nimbrung untuk mendapatkannya, apalagi bantuan gratisan.
Tidak tersedianya data valid dan data dinamis tentang siapa yang layak dibantu menjadi faktor utama sebagai penyebabnya (di samping penyebab lain) sehingga seringkali muncul istilah 'salah sasaran' yang selalu diributkan setiap kali program bantuan bidang apapun mengucur dari pemerintah.
Tak habis pikir, atau mungkin tak perlu memasalahkan ribut-ribut soal bantuan di saat pandemi dan memang berdampak melemahnya kehidupan sosial-ekonomi yang dirasakan semua orang.
Betapa tidak, kepedulian terhadap sesama ternyata masih tumbuh dan ditemui di tengah kehidupan kita. Di Sleman (DIY) atau tepatnya di Rejodani, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, warga setempat sejak pertengahan April lalu punya cara tersendiri untuk menunjukkan solidaritas di masa pandemi Covid-19.
Menurut salah satu inisiator, Setyawati Aris Margono, warga setempat secara swadaya membuat lumbung sembako berisikan berbagai bahan pokok: beras, minyak goreng, bumbu dapur, sayuran, telur, tempe, mie instan, dan ayam potong (lihat gambar/foto di atas).
Di bagian bawah lumbung yang terbuat dari papan itu terpasang tulisan berbunyi 'Silakan Ambil Seperlunya, Gratis.' Ditambahkan pula, 'siapapun dari mana saja boleh ambil apa saja dan berapa saja, nanti langsung ditambah lagi di lumbung sembakonya.' Â Baca di sini: krjogja.com
Belum lama berselang (8/5), viral disampaikan lewat berbagai media bahwa juru pangkas rambut, Anjar Saptra, pria asal Kebumen, Jawa Tengah ikut berkontribusi nyata dalam penanganan Covid-19.
Walau bantuan yang ia berikan bukanlah bersifat medis atau bentuk materi namun keterampilan di bidang jasa potong rambut gratis bagi warga terdampak pandemi -- telah pula sangat meringankan beban sekaligus bermanfaat langsung bagi warga sekitar yang membutuhkan. Selengkapnya, di sini: kompas.tv