Hari pertama menginjakkan kaki di di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura (4/5), langsung dijemput oleh rekan yang memang sudah siap mengantarku ke tempat menginap dan esoknya seperti biasa berbagi info sesama kolega mengenai perkembangan terkini. Bincang bersama di sore hari ditemani kudapan khas "kue lontar" dan minum ala kadarnya menambah semakin asiknya pertemuan kemarin berlanjut di tepian danau Sentani Tengah.
Pelabuhan Yahim, itulah nama lokasinya. Kita pilih tempat ini untuk melanjutkan bincang sesama kawan/kolega sambil menjelajah kawasan Sentani Tengah yang kini menjadi pusat transportasi air atau sebagai lokasi singgah warga dari kampung Abar, Puai, Atamali, Kamayaka, Waisamba, Putali, serta warga dari pulau-pulau kecil sekitaran yang mempunyai giat di Kota Sentani.
Hampir setiap waktu di siang hari, manakala penumpang perahu mesin atau speedboat sudah penuh maka segeralah transportasi ini bergerak menuju tujuan masing-masing. Lalulintas penyebarangan di wilayah Sentani Tengah yang berpusat di dermaga Yahim ini tergolong padat, hilir mudik warga terutama dari kampung di selatan danau menuju Kota Sentani, bersekolah, berdagang/jual beli, bekerja dan beraktivitas lainnya tidak pernah sepi.
Semakin tingginya mobilitas penduduk dari daerah perkampungan Abar dan sekitarnya ke Sentani Kota, selanjutnya Pemkab Jayapura membangun dermaga yang kini masih dalam proses penyelesaian. Â Diharapkan rampungnya dermaga yang kokoh dibangun tersebut kelak bisa disinggahi perahu mesin pesiar atau kapal-kapal wisatawan di kemudian hari.
Pelabuhan Yahim jika dilihat dari lokasinya tidaklah begitu luas, namun kepadatan arus penumpang di penyeberangan air/danau ini lumayan padat, terutama di hari-hari kerja, hari besar dan event-event penting lainnya. Di samping letaknya yang sangat strategis, berdekatan dengan Pusat Kota Sentani (hanya berjarak sekitar 3 km), juga kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat sekitar danau Sentani semakin tumbuh -- sehingga pelabuhan ini menjadi vital untuk menunjang kelancaran arus lalulintas barang dan manusia agar terpenuhi semuanya.
Seperti pada umumnya, bahwa kawasan pelabuhan/dermaga kecenderungan kotor dan cenderung kumuh ditandai oleh sampah botol-botol plastik berserakan di mana-mana. Di lokasi inipun jika tak mendapat perhatian -- hal demikian akan menambah ketidaknyamanan lingkungan setempat. Semoga masalah ini mendapat respons pihak berkompeten.
Menurut Harry, warga yang bertempat tinggal di seputaran pelabuhan Yahim menuturkan, bahwa danau Sentani nanti di bulan Juni 2018, tepatnya tanggal 19 s/d 23 Juni 2018 akan meriah dengan diselenggarakannya "Festival Danau Sentani" yaitu pentas rutin setiap tahun dengan menampilkan seni dan budaya, pameran yang sarat dengan nilai-nilai kelokalan, khususnya potensi yang ada/dikenal di Kabupaten Jayapura, Papua.
Nah, siapa yang ingin menyaksikan "Festival Danau Sentani" di bulan Juni nanti? Silakan bersiap-siap atau berencana mulai sekarang.Â
JM (8-5-2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H