Mohon tunggu...
WAKANNO
WAKANNO Mohon Tunggu... Tentara - Sekedar dan tak lebih

Hidup itu akan menjadi susah atau senang tergantung dari perspektifmu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Adakah Rakyat dalam Rp 1,760 T?

17 Juni 2021   14:31 Diperbarui: 17 Juni 2021   14:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri Pertahanan Indonesia, Bapak Prabowo Subianto baru - baru ini hadir dalam podcast "close the door" Deddy Corbuzier. Keseruan dan informasi penting banyak terjadi dalam podcast ini. Salah satunya, Prabowo Subianto mengatakan dirinya mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk penataan anggaran Alutsista.

"Saya dapat perintah dari presiden. Mandat saya sudah menata, jadi kita minimalkan kemungkinan tidak bener," kata Prabowo seperti dikutip dari Podcast Close The Door oleh Deddy Corbuzier, Minggu, 13 Juni, Prabowo menjelaskan, mandat Presiden Jokowi turun setelah dirinya dilantik sebagai menteri pertahanan. Dia mengaku, mandat tersebut adalah sebuah grand design untuk pertahanan selama 25 tahun ke depan.

"Dua minggu setelah dilantik kebetulan saya di Istana, beliau (Presiden Joko Widodo) panggil saya. Beliau ingin master plan, grand design 25 tahun. Jangan dicicil," beber Prabowo. Adapun Dana yang dikucurkan direncanakan akan sebesar Rp. 1.760 T. Bukan dana yang kecil bukan? (sumber : Liputan6.com)

Namun, salah satu pernyataan penting yang menjadi fokus saya pada podcast tersebut adalah. Pernyataan Beliau (Pak Prabowo) bahwa pertahanan negara ini kuat karena adanya rakyatnya. Lantas mengapa rakyat bisa mempengaruhi pertahanan suatu negara? seberapa pentingkah peran rakyat disini?

Kita kembali ke Tahun 1949, dimana Dunia dikejutkan dengan Serangan Umum yang dilaksanakan Angkatan Bersenjata di Indonesia di Jogjakarta pada tanggal 1 Maret. Apakah TNI pada saat itu hanya bekerja sendiri? Ada cerita panjang dibalik serangan yang membuktikan kepada Dunia eksistensi Negara Republik Indonesia.

Tentu kita semua mengenal Jenderal Besar Sudirman, sosok yang kepemimpinannya menjadi teladan bagi seluruh Prajurit TNI AD. Perjuangan beliau untuk melawan penyakit TBC yang sedang merusak tubuhnya dan perjuangan melawan kerakusan sekutu untuk kembali menguasai Indonesia tentu sangat menarik untuk diceritakan. Perang Gerilya akhirnya dilancarkan untuk menjaga pertempuran terus berlarut dan menjaga kedaulatan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia. Tapi sebenarnya apa sih perang gerilya itu? secara sederhana perang gerilya merupakan perang yang dilakukan oleh kekuatan yang lebih kecil untuk menganggu, merongrong dan menghambat kekuasaan kekuatan yang lebih besar dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada baik itu rakyat maupun sumber daya alam. Kelompok angkatan bersenjata dalam perang gerilya dalam kondisi yang lemah sehingga membutuhkan dukungan dari rakyat baik itu Petani dan Nelayan dalam memasok Logistik mereka. "Logistik tidak dapat memenangkan pertempuran, tetapi tanpa logistik pertempuran tidak akan menang." Kutipan ini membuktikan betapa pentingnya peran para petani dalam membantu perang gerilya yang dipimpin Sudirman.

Perang Gerilya pada masa itu didukung oleh segala komponen masyarakat mulai dari ikut terjun melaksanakan pertempuran, baik wanita maupun anak - anak membentuk aliansi untuk melawan kumpeni hingga membantu membuat dapur umum di beberapa titik - titik gerilya  untuk membantu dukungan logistik bagi para prajurit yang bergerilya. 

Taktik perang seperti ini menjadi bahan pembelajaran bagi negara lain seperti contohnya Vietnam dan berbagai gerilyawan negara lain. Namun, tidak ada yang bisa meniru keikhlasan dan ketulusan Rakyat Indonesia dalam membantu negaranya dalam melancarkan pertempuran berlarut (pertempuran dilaksanakan berkepanjangan/ kelompok yang lebih kecil belum dinyatakan kalah). Petani dan Nelayan menjadi sosok strategis yang dapat menentukan hasil akhir dari suatu peperangan. Mereka bagaikan nafas bagi para tentara yang sedang berjuang, tak sekali juga mereka ikut mengangkat bedil.

Namun, Masih adakah pejabat pemerintahan yang melihat dampak startegis yang dapat diberikan oleh petani ini? atau hanya sekedar melihat hasil makanannya untuk mengisi perut? Apakah dana yang dianggarkan untuk Pertanian sudah menyentuh seluruh petani di pelosok Indonesia?

SAMIN VS SEMEN

liputan Watchdoc pada 2014 di Pati, Jawa Tengah terhadap masyarakat Samin seharusnya mengetok pintu hati pemerintah agar melawan kapitalis yang merugikan masyarakat dan utamanya menghambat dalam melaksanakan kegiatan pertanian. Film Samin vs Semen adalah sebuah film dokumenter yang menceritakan kisah perjuangan suku Samin melawan PT. Semen Indonesia yang akan mendirikan pabrik semen di kawasan pegunungan Kendeng. Demontrasi, aksi pemblokiran jalan, advokasi, hingga meja hijau sudah mereka lakukan. Namun, perusahaan semen milik negara tersebut nampaknya tidak mau menyerah. Mereka lebih memilih membiayai aparat kepolisian dan preman untuk mengamankan para demonstran dari pada melepaskan kawasan pegunungan tersebut. (sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun