Mohon tunggu...
Jay C
Jay C Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sanguin-Melancholic. Mine Engineer. Jawa-Dayak. Pemerhati Earthquake. Fake Historian. Susah Serius. Conspirator Theories. Pengamat & Pecinta Rok Mini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kusutnya Penjaga Perbatasan NKRI

22 Juni 2014   20:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:48 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sudah bukan rahasia lagi, bila menyangkut pengorganiasian badan/organisasi pemerintah kata yang pertama melintas dikepala adalah Unefficient, Unwellorganizer, Corrupt dan bla blaaa...
Entah apakah memang kemampuan aparatur negara kita yang rendah atau bila berpikir negatif, bahwa semua itu sengaja diatur demikian agar ada peluang dijarah!
Entahlah.
Catatan gw pribadi setidaknya dalam hal pengamanan/penjagaan batas batas negara baik di darat, laut dan udara makin terlihat ke tidak beresannya. Mulai dari tumpang tindihnya antara beberapa lembaga seperti TNI AL vs KPLP (Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai) vs Bea Cukai vs PolAirUd vs Dinas Perhubungan vs Bakorkamla dan mungkin masih ada kesatuan/organiasi lain.
Hal yang agak simple ada pada organiasasi penjaga perbatasan di udara dan di darat.
Penjagaan perbatasan di udara dipantau sepenuhnya oleh Kohanutnas dimana dilapangan patroli udara dilakukan oleh TNI AU dan TNI AL.
Sementara perbatasan darat dipantau oleh TNI AD dan Kepolisian.
Hal lain yang sangat memprihatinkan buat saya adalah, TNI sebagai organisasi yang strategis dalam pertahanan negara ini justru banyak difungsikan untuk tugas tugas yang tidak strategis dan remeh temeh. TNI yang seharusnya diproyeksikan sebagai elemen utama/strategis pertahanan negara malah ditugaskan untuk memburu pembalak hutan, maling ikan, penyelundupan manusia dan barang ilegal. Alat pertahanan negara yang diperlengkapi peralatan tempur canggih dipergunakan justru bukan untuk tugas sejatinya.
Sedih.
Kita sudah lama mengimpikan adanya suatu badan/organisasi/lembaga yang punya wewenang tunggal dimana tugasnya mengamankan batas batas pekarangan negara sampai batas ZEE sehingga pengkoordinasian tugas dan wewenangnya lebih efisien.
Sebenarnya badan ini sudah banyak dikenal didunia, bahkan tetangga kita seperti Singapura, Malaysia dan Australia telah menganutnya.
Coast Guard seperti yang banyak digunakan dibanyak negara difungsikan sebagai lembaga penjaga perbatasan terutama di laut sebagai salah satu titik kritis batas negara karena tidak hanya menyangkut kedaulatan suatu negara namun juga karena potensi kekayaan lautnya. Semua badan macam Bakorkamla (yg gak jelas fungsinya selain koordinator saja), KPLP, bea cukai dll tugas dan fungsinya sudah bisa di masukan ke dalam Coast Guard sehingga memudahkan dalam pembinaan personil maupun organisasi serta perlengkapannya.
Untuk perbatasan udara di masa damai mestinya jangan mengandalkan Kohanudnas, namun kita bisa memanfaatkan Coast Guard defisi udara yang diperlengkapai semua jenis pesawat sayap tetap, helicopter dan pesawat tanpa awak. Tohh hampir 90% perbatasan negara kita adalah wilayah laut dan perairan.
Kohanudnas hanya di fungsikan bila ada ancaman langsung terhadap kedaulatan negara saja, jadi fungsinya strategis.
Tinggal diberi batasan, Coast Guard pengamanan sampai batas ZEE dan diluar itu diawasi dan dijaga oleh TNI AU, TNI AL dan atau Kohanudnas.
Ada satu lembaga lain yang juga ingin saya sorot.
Dari sekolah dasar kita sudah diajarkan bahwa posisi negara kita adalah di antara 2 benua dan 2 samudera dimana salah satu konsekwensinya adalah negara kita menjadi sangat rawan terhadap bencana baik gempa (tektonik + vulkanik), tsunami, banjir, tanah longsor dll.
Sementara lembaga yang sangat kritis dalam penanganan bencana justru tidak benar benar di organisir, dilatih dan diperkengkapi dengan baik serta memadai untuk tugasnya. Berkali kecelakaan/bencana yang sifatnya besar justru kita harus dibantu oleh negara tetangga bahkan dalam penanganan awal!!
Tragis.
Saran gw sebaiknya Badan SAR Nasional organisasinya dikembangkan, personilnya ditambah dan dilatih baik, perlengkapan diberikan kualitas nomor satu.
Secara organisasi buat semacam Markas Besar masing masing di 5 pulau besar sehingga bila terjadi bencana bisa sigab. Masing masing markas besar ini diberikan peralatan yang cukup mencakup kapal laut untuk angkut alat bantuan dan personil, kendaraan darurat khusus, alat berat mekanis, helicopter dan pesawat khusus penanganan bencana.
Buat saya semua perlengkapan itu bisa kita buat sendiri kok, kita sudah punya modalnya. Ada PT DI yang bisa buat pesawat dan helicopter serta pesawat tanpa awak, ada PT PINDAD yang bisa mendesain kendaraan darat fungsi khusus, ada PT PAL dan banyak galangan kapal yang bertebaran di pesisir kita, dll.
Nilai plus lainnya adalah semua anggota lembaga seperti diatas adalah semua personilnya dalam masa damai bertugas sesuai fungsi sementara dimasa darurat perang difungsikan sebagai Komponen Cadangan.
Jadi sekali lagi biarlah TNI kita benar benar bisa profesional dan difungsikan sesuai fungsi strategisnya.
Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun