Mohon tunggu...
jj prabu
jj prabu Mohon Tunggu... -

domisili tangerang...pekerja seni..senang menjadi aktor....juga ber organisasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diku

24 November 2011   20:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

D IKU

Diku hanyalah karang

di tengah samudara biru

mencengkram pertiwi

merobek langit tanpa batas

dengan sendirinya

Diku hanyalah jamrud

buah merekah seorang buruh kayu

dan penjaja oncom

yang tersisih di sudut kota

Tak peduli ombak bergemuruh

menerjang dan menghempasku berkeping-keping

dan tak peduli kemelut petir menggelegar

menghangguskanku di tengah ilalang

menjadi arang juga debu terhempas angin

Diku adalah secuil jamrud khatulistiwa

cadas dan angkuhan kepada pertiwi

selayak Krisna mencintai surga Prindafa

bagi pengikut-pengikutnya

Tak peduli Brahmana

mengukungku dalam bongkahan gunung es

berabad-abad tahun lamanya

tak peduli buasnya raja Kansa

yang akan mencabik-cabik menjadi dendeng

dan mengirim seribu para raja kegelapan sekali pun

Diku hanyalah karang

jamrud di khatulistiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun