di depan cermin bingkainya warna pinkÂ
sewaktu ujung jari
menekan
pelan-pelan
jerawat
yang terawat
oleh kisah:Â
percintaan
yang pernah
ditulis
lewat bait-bait puisi
bersahabat sepi
ini mungkin
perasaan cintaÂ
yang kata orang-orang
belum tentu memiliki
dan hatiku ingin mendebatnya
serupa bocah delapan tahun
yang membeli gulaliÂ
di pedang keliling
yang magrok di samping rumahnya:
masa sudah bayar
pulang dengan hampa!Â
di depan cermin
kipas angin menyala
mengempas-empas
anak-anak rambut,
orang-orang menamai poni,
kelewat panjangÂ
hendak memeluk mata
mematuk kesedihan
yang dibawa cinta
si lelaki pujaan
yang kemarin pulang
ke rumah lamanya
Semarang, 28 Agustus 2022Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI