Mohon tunggu...
Sajiwo R Siti H.
Sajiwo R Siti H. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Undip Mendampingi Masyarakat Desa Pucung Terkait Pengelolaan Daerah Tampungan Air Hujan dan Akuifer Buatan

10 Februari 2023   21:28 Diperbarui: 10 Februari 2023   21:32 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara geografis, Desa Pucung memiliki kondisi alam yang berupa tanah kapur yang mana dapat berimbas pada minimnya cadangan air yang dimiliki beberapa wilayah yang ada di Desa Pucung. Maka dari itu, Sajiwo R Siti Haryanto atau biasa dipanggil Jiwo (Mahasiswa KKN Tim I Undip dari Fakultas Teknik, jurusan Teknik Sipil) memprakarsai akuifer buatan yang nantinya dapat bermanfaat untuk pengelolaan daerah tampungan air hujan. ABSAH (Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan) adalah infrastruktur penyediaan air baku mandiri, yang prinsip operasinya adalah mengumpulkan air hujan dalam tangki yang disaring dengan larutan air tanah buatan yaitu kerikil, pasir, bata merah, batu kapur, ijuk dan arang.


Inovasi Jiwo tersebut tentunya memerlukan riset yang cukup agar dapat berlaku dalam jangka panjang untuk masyarakat Desa Pucung. Dalam persiapannya sebelum pendampingan, Jiwo mempersiapkan serta mengkaji teori pengelolaan penampungan air hujan dan pembuatan akuifer buatan. Hasil daripada kajian teori tersebut telah didapati bahwa akuifer buatan tentunya memiliki keunggulan yang dapat menguntungkan masyarakat Desa Pucung dalam pemanfaatan air hujan, diantaranya:

1. Kontinuitasnya tidak membutuhkan syarat yang berarti
2. Bersifat fleksibel dalam penerapannya
3. Dapat dibentuk sesuai dengan ketersediaan lahan
4. Potensi pemanfaatan air hujan
5. Dapat dibentuk menyesuaikan dengan lahan yang tersedia
6. Bisa ditempatkan dibawah bangunan tempat tinggal juga gedung

Banyak sekali bukan, keunggulannya? Tentu saja keunggulan-keunggulan tersebut dijamin dapat berlaku dalam jangka panjang. Terlebih, di Desa Pucung yang sering sekali hujan. Lain daripada itu, langkah yang dilakukan juga membuat poster prosedur akuifer buatan tersebut yang kemudian dibagikan kepada masyarakat Desa Pucung agar meringankan masyarakat dalam membuat serta mengejawantahkan penampungan air hujan karena warga Desa Pucung tidak perlu bersusah melakukan riset ulang karena sudah terdapat prosedurnya pada poster tersebut.

dokpri
dokpri

Yang terakhir, Jiwo memaparkan hasil risetnya guna mengarahkan masyarakat Desa Pucung untuk lebih bisa memanfaatkan air hujan yang terus menerus datang pada musim sekarang ini. Pemaparan dilakukan pada saat bersosialisasi dengan warga desa secara non-formal dan memiliki dampak yang sangat baik dikarenakan masyarakat dapat merasakan keuntungan dari percakapan tersebut. Masyarakat Desa Pucung sangat takjub dengan inovasi Jiwo dan ingin selalu mempraktikkan apa yang telah diinisiasikan oleh Jiwo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun