Mohon tunggu...
Jitunews SEO
Jitunews SEO Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jitunewseo: Optimasi SEO Jitunews.com, Portal Informasi Pangan, Energi,dan Air

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengamat: Tim Reformasi Migas Tak Ada Gunanya

10 Desember 2014   03:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="" align="aligncenter" width="302" caption="Pengamat : Tim Reformasi Migas Tak Ada Gunanya"][/caption] Tim Reformasi Tata Kelola migas lebih baik dibubarkan saja, tidak ada gunanya. Direktur Executif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean mengatakan Tim Reformasi Tata Kelola migas lebih baik dibubarkan saja karena tidak ada gunanya. Hak itu dikatakannya dalam Dialog Silaturahmi bersama Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina di Gedung Joang '45 Jakarta, Selasa (9/12). Menurut Ferdinand, dari pada biaya dibuang percuma untuk pendanaan berjalannya Tim Reformasi Tata Kelola Migas, lebih baik digunakan untuk menggaji pensiunan pertamina yang hanya Rp 500 ribu per bulan. Seperti yang diketahui Pertamina dibentuk untuk menjaga stabilitas negara melalui kedaulatan energi. Melalui Pertamina diharapkan kebutuhan minyak dalam negeri dapat dipenuhi melalui produksi sendiri tanpa harus impor. "Pertamina mampu kok memenuhi kebutuhan minyak kita sendiri. Pertamina ini besar, lebih besar dari Petronas, yang hanya sepertiga dari Pertamina. Mereka saja bisa, kenapa kita tidak bisa?" Jika Pertamina bisa penuhi kebutuhan minyak dan gas dalam negeri, maka tidak perlu lagi adanya impor migas dari luar. Menurut Ferdinand, impor inilah yang menjadi sarang terciptanya mafia migas. Pertamina harus bisa penuhi kebutuhan migas dalam negeri. Sehingga dengan begini Indonesia bisa memerangi munculnya mafia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun