[caption id="" align="aligncenter" width="302" caption="Pengamat : Tim Reformasi Migas Tak Ada Gunanya"][/caption] Tim Reformasi Tata Kelola migas lebih baik dibubarkan saja, tidak ada gunanya. Direktur Executif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean mengatakan Tim Reformasi Tata Kelola migas lebih baik dibubarkan saja karena tidak ada gunanya. Hak itu dikatakannya dalam Dialog Silaturahmi bersama Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina di Gedung Joang '45 Jakarta, Selasa (9/12). Menurut Ferdinand, dari pada biaya dibuang percuma untuk pendanaan berjalannya Tim Reformasi Tata Kelola Migas, lebih baik digunakan untuk menggaji pensiunan pertamina yang hanya Rp 500 ribu per bulan. Seperti yang diketahui Pertamina dibentuk untuk menjaga stabilitas negara melalui kedaulatan energi. Melalui Pertamina diharapkan kebutuhan minyak dalam negeri dapat dipenuhi melalui produksi sendiri tanpa harus impor. "Pertamina mampu kok memenuhi kebutuhan minyak kita sendiri. Pertamina ini besar, lebih besar dari Petronas, yang hanya sepertiga dari Pertamina. Mereka saja bisa, kenapa kita tidak bisa?" Jika Pertamina bisa penuhi kebutuhan minyak dan gas dalam negeri, maka tidak perlu lagi adanya impor migas dari luar. Menurut Ferdinand, impor inilah yang menjadi sarang terciptanya mafia migas. Pertamina harus bisa penuhi kebutuhan migas dalam negeri. Sehingga dengan begini Indonesia bisa memerangi munculnya mafia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H