[caption caption="Siklus Performa Burung"][/caption]
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Performa burung tidaklah bisa dipaksakan. Sebagaimana burung betina, burung jantan juga mempunyai bioritme atau siklus bulanan. Burung betina, mempunyai siklus internal yang kemunculannya bisa berurutan, yakni birahi, bertelur, mengeram dan mengasuh anak. Pejantan pun sebenarnya secara alamiah mengikuti biortime pasangannya.
Sangatlah mungkin, seekor burung bisa tampil maksimal dalam arena lomba bahkan hingga mencapai sebulan dua kali, tetapi setelah itu akan ngedrop. Jadi, seekor burung tidak akan bisa tampil konsisten terus menerus meski diberi perlakuan yang terbaik.
Titik top performance dipengaruhi oleh siklus burung. Dengan kata lain, burung akan tampil maksimal di lomba jika datangnya waktu lomba tepat bersamaan dengan datangnya titik top performance berdasar bioritme atau siklus tubuhnya.
Berikut adalah siklus yang ‘melanda’ burung peliharaan yang selayaknya diketahui agar bisa menghitung timing saat menyertaan pada sebuah lomba :                Â
1. Masa mabung
Masa mabung atau berganti bulu, membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Namun bila ada kelainan pada burung, masa mabung bisa memakan waktu hingga 4 bulan. Agar masa mabung berjalan lancar, perlu pelakukan yang benar mulai dari mandi, jemur, dan porsi makan sesuai dengan kebutuhan masa mabung.
2. Masa siap tarung.
Setelah selesai mabung, burung dalam kondisi fisik yang prima dan siap diturunkan ke arena latihan maupun lomba. Masa ini kurang dari 6 bulan, dimulais ejak selesai mabung. Masa ini adalah waktu paling ideal untuk menurunkan burung ke arena lomba. Namun, tentu saja perlu perawatan yang tepat.
3. Kondisi puncak.
Masa ini dimulai pada bulan ke-6 hingga bulan ke-9 setelah mabung dan merupakan waktu terbaik untuk mengontes burung. Jadi selama 3 bulan, sejak bulan ke-6 hingga ke-9 ini, burung dalam kondisi puncak, dimana burung akan tampil prima. Masa ini juga merupakan masa transisi menuju mabung di bulan ke-10.