[caption caption="Executive Director of CIRUSS Disan Budi Santoso stated that down streaming of smelters couldn’t be realised for several reasons. One of them is due to inconsistencies of the government regulations. "][/caption]
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Direktur Eksekutif CIRUSS, Disan Budi Santoso mengatakan, persoalan hilirisasi di bidang smelter tidak terwujud karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena inkonsistensi peraturan Pemerintah.
Selain itu menurut Disan, ketidakseimbangan antara sumber daya (resource) dan cadangan (reseve) juga menjadi penghambat hilirisasi di bidang smelter. Para pelaku usaha smelter seharusnya menyeimbangkan antara sumber daya dan cadangan smelter yang ada di Indonesia agar proses hilirisasi dapat berjalan dengan baik.
"Resource and reseve harus seimbang agar dapat menentukan jumlahnya berapa, kadarnya berapa, dan jenis mineralnya apa," ujar Disan Budi Santoso dalam acara Talkshow tentang 'Pembangunan Smelter, Di mana Engkau?' yang diadakan oleh Jitunews.com di WarunKomando Tebet, Jakarta, Senin (31/8).
Dengan memperhatikan hal tersebut, seharusnya hilirisasi smelter dapat terwujud. Ia melanjutkan, dalam menentukan sumber daya dan cadangan diperlukan pengecekan yang lebih detil.
"Tidak mungkin bertahan, tahu-tahu 5 tahun ternyata sudah habis. Ternyata resource and research-nya abal-abal. Jangan berdasarkan nebak-nebak," lanjutnya.
Dirinya melanjutkan, kondisi smelter yang dinilai susah disebabkan oleh ketidakpastian dalam menentukan jumlah sumber daya dan cadangan yang ada di perut bumi Indonesia. Hal tersebut membuat proses hilirisasi smelter terkendala dengan adanya aturan-aturan yang berubah.
"Kenapa smelter susah, karena orang ngakunya punya banyak resource tapi ternyata pas dieksplorasi jumlahnya cuma sedikit," imbuhnya. (Social Media/Jitunews.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H