[caption id="" align="alignnone" width="630" caption="Komoditas Alumunium Tertekan Tingginya Indeks Dolar"][/caption] Catatan buruk dibukukan alumunium di pekan pertama tahun 2015. Harga alumunium untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 1,2%. Akibatnya, harga alumunium menyentuh level terendah sejak bulan Juni 2013 ke level US$ 1.787 per MT. Harga alumunium diprediksi masih akan melemah meski sempat mengalami rebound. Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, Ibrahim mengatakan, saat ini indeks US$ sangat tinggi. Sebagai komoditas yang diperdagangkan dalam kurs dolar Amerika Serikat, posisi alumunium tertekan. Harga komoditas yang loyo ini diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang semester I tahun 2015. Selagi spekulasi kenaikan suku bunga The Fed masih berhembus, indeks dollar AS akan terus terbang. "Jika melihat pasar, ketika harga suatu komoditas ditutup naik, itu pertanda harga akan kembali jatuh. Tentu pola itu juga harus melihat fundamental pasar," kata Ibrahim. Dia melihat secara teknikal, saat ini bollinger dan moving average bergerak 80% di bollinger bawah. Ini menunjukkan adanya arah pergerakan naik, tapi masih terbatas. Stochastic di level 60% negatif dan moving average convergence divergence (MACD) 65% negatif, ini yang menarik harga kembali turun. Sementara itu, hanya indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan arah naik di level 70%. Sepekan ke depan harga akan bergerak di antara US$ 1.785-US$ 1.865 per metrik ton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H