Mohon tunggu...
Jitunews SEO
Jitunews SEO Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jitunewseo: Optimasi SEO Jitunews.com, Portal Informasi Pangan, Energi,dan Air

Selanjutnya

Tutup

Money

Komoditas Alumunium Tertekan Tingginya Indeks Dolar

13 Januari 2015   08:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="" align="alignnone" width="630" caption="Komoditas Alumunium Tertekan Tingginya Indeks Dolar"][/caption] Catatan buruk dibukukan alumunium di pekan pertama tahun 2015. Harga alumunium untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 1,2%. Akibatnya, harga alumunium menyentuh level terendah sejak bulan Juni 2013 ke level US$ 1.787 per MT. Harga alumunium diprediksi masih akan melemah meski sempat mengalami rebound. Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, Ibrahim mengatakan, saat ini indeks US$ sangat tinggi. Sebagai komoditas yang diperdagangkan dalam kurs dolar Amerika Serikat, posisi alumunium tertekan. Harga komoditas yang loyo ini diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang semester I tahun 2015. Selagi spekulasi kenaikan suku bunga The Fed masih berhembus, indeks dollar AS akan terus terbang. "Jika melihat pasar, ketika harga suatu komoditas ditutup naik, itu pertanda harga akan kembali jatuh. Tentu pola itu juga harus melihat fundamental pasar," kata Ibrahim. Dia melihat secara teknikal, saat ini bollinger dan moving average bergerak 80% di bollinger bawah. Ini menunjukkan adanya arah pergerakan naik, tapi masih terbatas. Stochastic di level 60% negatif dan moving average convergence divergence (MACD) 65% negatif, ini yang menarik harga kembali turun. Sementara itu, hanya indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan arah naik di level 70%. Sepekan ke depan harga akan bergerak di antara US$ 1.785-US$ 1.865 per metrik ton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun