Doktrin Tentang Masa Depan
By: Jisa Afta
Fiksionasi dalam dunia Nyata
Anda saat ini hidup di dalam kepala, terlalu banyak bacaan dan bacaan itu menjadi teori, berapa banyak dari perencanaan Anda tidak terwujud? catatan dan draf impian Anda berakhir dalam kelupaan dan tempat sampah. Anda menjadi kurang terlatih sebab pertanyaan dan masalah di depan pikiran terbaik Anda, hanya Anda sikapi dengan solusi "yakin pasti sampai", padahal itu kata lain dari menunda.
Kita merasa bergerak maju dan seolah menemukan sesuatu, pada akhirnya kita percaya masa depan pasti ada dan akan tiba sebentar lagi. Waktu berlalu, masalah mulai datang dan kita semakin tidak yakin bahwa kita bisa mencapai masa depan tersebut, kita terbuai dengan fiksi tentang  masa depan yang kita ciptakan sendiri.
Keyakinan Anda tentang masa depan yang pasti akan terjadi, sebenarnya hanyalah sebuah fiksi yang hidup di dalam kepala Anda sendiri. Sebentar lagi keyakinan itu lenyap tertelan trend dan algoritma yang menampilkan tawaran hal terbaik versi orang lain yang sangat berbeda dari bayangan masa depan Anda di awal sebelum Anda menyadari bahwa tidak akan ada masalah dengan harapan.
Doktrin tentang masa depan inilah yang menjadi bangunan fondasi awal lahirnya Fiksionasi sebagai cara pikiran kita meletakan batu pertama fiksinya di kepala kita. Kita seolah melihat jendela dunia hari esok yang terletak berupa titik hitam di ujung lubang jarum yang sangat jauh dari titik lihat kita detik ini.
Masa depan itu seperti cakrawala. Garis yang membatasi langit dan tanah itu tidak akan pernah bisa Anda dekati. Dia akan selalu menjauh dari titik pandang Anda untuk menjadi disebut cakrawala. Mengejar masa depan adalah kegiatan mengejar titik kosong yang sebenarnya tak pernah ada di kehidupan ini. Masa depan akan selalu berada jauh dari titik harapan Anda, itulah cara kita mempercayai doktrin tentang fiksi masa depan.
Percaya akan adanya masa depan adalah keyakinan paling kosong sebab ketika Anda percaya masa depan selalu ada, itu artinya Anda sedang tidak percaya bahwa diri Anda telah tiba dari  masa lalu Anda hingga bisa berpikir di detik ini. Anda kini sesungguhnya sedang berdiri di "masa depan" yang jadi tujuan dan harapan Anda di masa lalu saat otak Anda mulai tumbuh dan berkembang. Anda hanya tidak mengakui dan kurang menghargai pencapaian diri Anda di detik ini.