Masuknya era digitalisasi memberikan dampak besar kepada kehidupan manusia. Dampak dari era digitalisasi ini menjadikan manusia bergantung pada teknologi di segala aspek kehidupannya, dan teknologi yang saat ini marak digunakan oleh berbagai kalangan generasi, terutama generasi Z adalah internet. Salah satu aspek di kehidupan yang melibatkan adanya internet adalah dunia hiburan. Hal tersebut dapat ditandai dengan hadirnya berbagai aplikasi online yang dapat membantu manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya tanpa mengenal jarak dan waktu. Terdapat beberapa contoh aplikasi online yang familiar digunakan oleh kalangan anak muda, salah satunya adalah aplikasi kencan online.Â
Kedatangan aplikasi kencan online ini mengubah dinamika masyarakat dalam berinteraksi, dan memulai sebuah hubungan yang sebelumnya dilakukan secara tradisional dengan bertemu tatap muka secara langsung. Tapi, dengan adanya perkembangan trend, yaitu penggunaan aplikasi kencan online, ini menjadi sebuah inovasi kepada orang-orang yang ingin melakukan pendekatan komunikasi jarak jauh kepada pasangan yang tidak pernah kenal sebelumnya. Aplikasi kencan online memberikan pengalaman unik untuk para penggunanya. Dengan hanya menggeser layar dalam aplikasi, pengguna sudah dapat terhubung dengan ribuan pengguna dari berbagai latar belakang. Sistem kerja aplikasi ini menggunakan algoritma berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mempelajari preferensi pengguna melalui profil, minat, dan pola interaksi pengguna aplikasi kencan online tersebut. Popularitas aplikasi kencan online yang semakin hari semakin bertambah penggunanya juga dibantu dengan ulasan baik di internet oleh pasangan-pasangan yang telah berhasil menjalin hubungan romansa hingga menciptakan trend terbaru saat seseorang ingin mencari pasangan hidupnya.Â
Berdasarkan data oleh (Wolipop, 2023) dalam (Saputri et al., 2023), aplikasi kencan terbaik menurut survei yang dilakukan adalah Tinder dengan tingkat keberhasilan dalam berkencan mencapai 16,5 persen. Tentu dengan banyaknya keberhasilan yang terjadi dari fenomena penggunaan aplikasi kencan online ini mengundang berbagai pertanyaan, terutama mengenai bagaimana hubungan yang dimulai secara virtual dapat berkembang menjadi hubungan nyata. Karena pada dasarnya, interaksi virtual berbeda dengan interaksi tradisional, interaksi tradisional dilakukan dengan tatap muka secara langsung sehingga hal ini melibatkan kehadiran fisik seseorang, penggunaan komunikasi verbal, dan penggunaan komunikasi non-verbal (mimik wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuh). Kita dapat melihat dan merasakan kehadiran seseorang secara nyata dan memungkinkan terjadinya hubungan emosional dan pemahaman yang lebih dalam. Sedangkan interaksi virtual di aplikasi kencan online mengandalkan representasi diri yang terbatas pada foto, deskripsi singkat, dan percakapan digital. Pada interaksi ini, elemen non-verbal seperti mimik wajah atau bahasa tubuh kerap kali terbatas dan tak heran juga jika digantikan dengan penggunaan emoji dalam teks, hal ini cenderung menciptakan interaksi yang kurang mendalam dibandingkan dengan interaksi tradisional. Salah satu tantangannya adalah bagaimana pengguna menciptakan dan mempertahankan atraksi interpersonal dalam lingkungan virtual yang minim kontak fisik langsung.
Maraknya fenomena mencari pasangan lewat aplikasi kencan online dapat dijelaskan melalui konsep atraksi interpersonal dalam psikologi komunikasi. Atraksi interpersonal sendiri adalah ketertarikan yang terjadi antar individu. Atraksi interpersonal adalah tahapan awal yang membuka pintu gerbang menuju komunikasi interpersonal. Dalam konteks ini, ketertarikan terhadap seseorang seringkali dipengaruhi oleh cara individu merepresentasikan diri mereka di media sosial, baik melalui foto, deskripsi profil, maupun preferensi yang ditampilkan. Secara umum mungkin faktor-faktor tersebut yang membuat banyak orang menggunakan dating apps. Namun, selain penampilan fisik dan preferensi yang ditampilkan, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi atraksi interpersonal.Â
Menurut (Jalaluddin Rakhmat, 2019), faktor atraksi interpersonal dibedakan menjadi 2, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal diantaranya adanya kesamaan karakteristik personal, tekanan emosional, harga diri yang rendah dan isolasi sosial. Sedangkan faktor situasional di antaranya daya tarik fisik, ganjaran (reward), kekaraban, kedekatan, dan kemampuan.Â
Orang-orang yang memulai berhubungan melalui dating app awalnya mungkin tertarik karena adanya daya tarik fisik dari foto profil yang dipakai oleh orang lain. Ketertarikan yang dilihat berdasarkan karakteristik fisik ini tentu akan menciptakan sebuah komunikasi karena daya tarik fisik akan mempengaruhi persepsi kita dengan orang lain. Namun, ketertarikan lain dapat mulai tumbuh ketika komunikasi yang lebih intens terjadi. Ketertarikan ini dapat muncul dari kesamaan minat, nilai, atau tujuan yang sama yang diketahui melalui obrolan dalam aplikasi kencan online. Kesamaan minat dan pengalaman adalah hal yang paling mendasar untuk dibagikan saat individu baru memulai suatu hubungan. Dengan adanya kesamaan, suatu hubungan yang telah terjadi akan menghasilkan komunikasi yang efektif dan menyenangkan.
Selain itu, terkadang dalam hubungan yang terjalin, ada kedekatan emosional yang terbangun dari frekuensi interaksi dan percakapan yang dapat mengundang rasa ketertarikan satu sama lain walaupun berhubungan melalui virtual. Kedekatan yang berada di faktor situasional menggambarkan bahwa individu yang berdekatan lama kelamaan akan memiliki hubungan emosional yang semakin erat.
Dalam percakapan yang semakin intens, tidak jarang individu memberikan perhatian, pujian bahkan pertolongan kepada satu sama lain yang mana hal tersebut adalah bentuk ganjaran (reward) yang juga termasuk ke dalam faktor situasional di mana atraksi interpersonal dapat semakin terbangun dan adanya atraksi interpersonal itu dapat mempengaruhi bagaimana komunikasi dapat berjalan menjadi lebih efektif.
Penggunaan aplikasi kencan online juga sering kali membantu individu mengatasi rasa malu atau ketidakpercayaan diri karena lingkungan virtual memberi ruang anonimitas. Hal ini berkaitan dengan tekanan sosial dan harga diri rendah seorang individu yang mana jika lawan bicaranya mengalami hal sama, bisa juga tercipta ketertarikan satu sama lain. Jadi, secara keseluruhan, keberhasilan fenomena mencari pasangan lewat aplikasi kencan online dapat terjawab lewat pembahasan dari sisi psikologi komunikasi tentang bagaimana cara individu memulai hubungan hanya dari dunia virtual, yaitu karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal, yang mana atraksi interpersonal ini memainkan peran besar dalam keberhasilan individu dalam menjalin hubungan dari dunia virtual.Â