Ferrari tak pelak jadi titik balik timnas Indonesia.
Unggul statistik di babak pertama dan bahkan sempat mengancam Filipina saat tendangan Marselino Ferdinan ditepis kiper pengganti Quincy Kammerad menyentuh tiang jauh. Namun kartu merah yang diterima pemain belakang Garuda MuhammadBermain dengan sepuluh pemain dalam dua tiga menit terakhir sebelum turun minum, membuat tim Garuda di Stadion Manahan Solo, Sabtu (21.12.2024) seperti terbang limbung.Â
Ferrari sebagai bek tengah yang membentuk trio pertahanan dengan Dony Tri Pamungkas dan playmaker Kadek Arel, tak pelak menjadi awal kekalahan timnas.
Berawal dari sepak pojok yang dilakukan timnas Indonesia di menit 41. Bek tengah andalan Garuda, Muhammad Ferrari bergerak maju ke arah wilayah penalti, dibayangi ketat pemain belakang Filipina Amani Aguinaldo.Â
Aguinaldo, yang sedikit lebih tinggi dari Ferrari (Ferrari 1,81 m dan Aguinaldo 1,83 m), ia merangkul dari belakang sampai Ferrari terjongkok.Â
Panas dengan perbuatan itu, Ferrari pun melepaskan rangkulan Aguinaldo dengan sikutan berkelit. Terkesan, kena bagian kepala Aguinaldo. Wasit asal Jepang Koji Takasaki langsung melayangkan kartu merah.
Wasit Koji Takasaki sempat terlibat lama berkomunikasi dengan wasit VAR (video assistant referee), ada kalau cuma dua tiga menit untuk melakukan ricek ulang kartu merah yang dilayangkan pada gelandang bertahan Indonesia itu. Dan Takasaki akhirnya tetap dengan keputusannya, mengusirFerrari sejak menit 44 sehingga membuat Indonesia hanya bermain dengan sepuluh pemain di satu menit terakhir sebelum turun minum.
bola 53 persen kontra 47, dan toh tak berhasil mengonversi serangan-serangan tajamnya menjadi gol sampai turun minum.Â
Padahal Indonesia sempat mendominasi dengan penguasaanPadahal Filipina sempat tersentak, dengan digantinya kiper andalan mereka, Patrick Deyto yang terpaksa digotong keluar lapangan akibat bentrok keras dengan Rayhan Hanan di menit ke-5.
Menggoyah Formasi
Diusirnya pemain Persija Ferrari ini tentu saja menggoyahkan formasi menyerang 3-5-2 Indonesia yang diterapkan oleh pelatih asal Korea Shin Tae-Yong untuk menghadapi strategi 3-4-3 pelatih Albert Capellas Herms. Indonesia menjadi limbung.