Olahraga internasional, sesuai dengan norma dan politik global, secara tradisional mengklasifikasikan peserta kompetisi olahraga berdasarkan kebangsaan. Meski demikian ada perbedaan konsep antara kebangsaan olahraga yang dianut FIFA dengan konsep kebangsaan pada umumnya.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berdasarkan hasil kongresnya pada 18 September 2020, mengambil langkah revolusioner dalam hal menentukan kelayakan (eligibility)Â seseorang atau tim nasional untuk bisa dianggap layak ikut serta kompetisi di lingkungan Federasi mereka.
Validitas tim nasional maupun perseorangan untuk bisa disebut layak ikut serta dalam kompetisi di lingkungan FIFA, menjunjung tinggi ketentuan-ketentuan dalam konteks Hukum Eropa secara konsisten. Disebutnya sebagai "Kewarganegaraan Olahraga".
Dan kewarganegaraan olahraga ini tidak boleh didiskriminasi oleh kepentingan ekonomi seperti halnya ketika masyarakat Eropa membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
Larangan diskriminasi ini diputuskan dalam salah satu Pengadilan Eropa (ECJ) di Walrave yang kurang lebih isinya "tim olahraga khususnya tim nasional, pembentukannya semata-mata merupakan masalah kepentingan olahraga, tidak ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi."
Kebebasan Bergerak
Pengadilan Eropa di Walrave juga mengatur tentang kebebasan bergerak dan untuk mendapatkan layanan, yang diatur Undang-undang Eropa. Beberapa ketentuan ini ada dalam bab pendahuluan Statuta Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Salah satu ketentuan undang-undang itu kurang lebih mengatakan: "Tidak mengatur penerapan peraturan atau praktik yang mengecualikan pemain asing dari partisipasi dalam pertandingan tertentu karena alasan yang bukan merupakan hal yang wajar. Atau alasan bersifat ekonomi, yang berkaitan dengan sifat dan konteks tertentu dari pertandingan tersebut dan dengan demikian hanya untuk kepentingan olahraga saja, seperti, misalnya, pertandingan antar tim nasional dari berbagai negara."
Di Bosman, Pengadilan Eropa (ECJ) juga mengkonfirmasi keputusan sehubungan dengan validitas kompetisi tim perwakilan nasional. Keputusan itu juga mengatur "kewarganegaran olahraga" meskipun FIFA mengakui hak yang tak terbantahkan dari suatu negara untuk menentukan peraturannya sendiri mengenai kewarganegaraan.Â
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Eropa secara konsisten menegaskan wewenang badan-badan pengatur olahraga internasional untuk mengatur  "kebangsaan olahraga", dengan menyebut dua tatanan yang berbeda. Yakni, hukum publik dan hukum privat yang tidak tumpang tindih dan jangan sampai terjadi konflik.
Ketentuan yang dianut FIFA ini memisahkan, antara kewarganegaraan resmi dan kewarganegaraan olahraga (kebangsaan olahraga). Orang boleh memiliki dua atau lebih kewarganegaraan resmi. Akan tetapi setiap atlet hanya boleh memiliki "satu kewarganegaraan olahraga".