Mikhail Gorbachev adalah pendukung utama Greater Eurupe. Konsep ini mengakar di Eropa lewat Gaullisme ( ide politik Charles de Gaulle, mantan pemimpin Perancis).
Uni Soviet pecah menjadi Russia. Diteruskan Vladimir Putin bersama Dmitry Medvedev. Menyerukan penyatuan geopolitik Greater Europe dari Lisbon ke Vladivostok, pentinya "kemitraan strategis" sejati.
Barat tidak melihat perluasan NATO sebagai sesuatu yang berbahaya. Tidak heran Russia bependapat yang berbeda, kepentingan sudah jauh berbeda.
Sejak awal George Kennan, pakar luar negeri Amerika, mengingatkan bahwa perluasan NATO merupakan "kesalahan strategis". Dia menggambarkan perluasan itu sebagai " kesalahan kebijakan dalam pertimbangan sejarah".
Dalam studi Richard Sakwa, Greater Europe adalah kedok untuk secara diam-diam membuat "Greater Russia". Sebagai upaya upaya menimbulkan perpecahan antara Amerika dan Eropa Barat.
Barat merespons jatuhnya Uni Soviet dengan gegap gempita. Nato bergerak hingga ke perbatasan Russia. Timbul kekhawatiran utama Russia berkaitan rencana perluasan NATO hingga Ukraina. Krisis Ukraina dimulai tahun 2014.
Hubungan kerjasama kedua negara sudah terjalin, sejak tanggal 14 Februari 1992, Rusia dan Ukraina mendirikan hubungan diplomatik antar dengan penandatanganan protokol pembentukan hubungan diplomatik antar kedua. Rusia dan Ukraina mengirimkan duta besar negaranya sebagai bentuk hubungan diplomatik.
Keprihatinan Russia bisa dipahami. Hal itu diutarkan seorang ahli hubungan internasional, John Mearsheimer, dalam Foreign Affair. "Akar utama krisis Ukraina saat ini adalah ekspansi NATO dan komitment Washington untuk mengeluarkan Ukrania dari orbit Moskwa dan mengintegrasikan ke Barat". Krisis ini dilihat Putin sebagai Ancaman langsung atas kepentingan utama negaranya.
Seruan Perdamaian untuk Ukraina dari negara sahabat Russia.
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko menyerukan perdamaian di Ukraina. Dua sosok sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin itu bertemu di Beijing, Rabu 2 Maret 2023.
Lukashenko mengatakan negaranya mendukung penuh rencana perdamaian Beijing untuk menghentikan perang Rusia di Ukraina.
Pada bulan Maret 2023, China mengumumkan rencana untuk pembicaraan perdamaian.
Rencana ini tertuang dalam proposal yang berisi 12 butir poin.