Kemarin (Selasa, 1 Mei 2012) Gunung berapi Lokon di Kota Tomohon Sulawesi Utara kembali memuntahkan abu vulkanik. Menurut catatan yang terekam pada Sesmograf di Pos Pemantauan Gunung Lokon Tomohon total erupsi mencapai 34 kali dan 1 di antaranya berskala besar dengan muntahan abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 2.000 meter.
Kami persekolahan SMP-SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon (visit: www.smalokon.com dan www.smplokon.sch.id) yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon berada di radius 8 kilometer dari kawah Tompuluan sebagaimana biasanya dapat kembali menyaksikan dari kejauhan semburan abu vulkanik yang saking sudah terbiasa kini dapat menikmati pagelaran alam ini lebih nampak seperti keajaiban aktual harian ketika semburan abu yang terburai ke angkasa laksana grafis ukiran-ukiran mahakarya yang tak terkira indahnya, apalagi ada semacam dekorasi siluet awan putih dan kelabu sedang diterpa sinar matahari penuh temarau cahaya terang yang begitu mempesona. Kebetulan saya pribadi punya kampung halaman tempat lahir beta hanya 'seperlempar jauhnya (sekitar 7 km) dari kawah dahsyat Gunung Lokon. Namun seolah-olah, dari sononnya, kami tidak pernah takut lagi dengan semburan Lokon sebab sudah bertahun-tahun dan sejak banyak decade lalu, kami dan para tetua kami telah hidup nyaman di kaki Lokon walau ada puluhan gemuruh ‘batuk’ gunung Lokon dalam sehari seperti kemarin pagi sampai puncaknya pada sekitar jam 11.00 bolong itu dengan letupan dan gemuruh yang membuat penyangga kayu atau besi atap-atap rumah/gedung seperti kolintang bergetar menimbulkan suara rancu alamiah.
Namun hati-hati jika anda punya untuk berjalan-jalan di pusat Kota Tomohon siang ini, sebab ‘gemuruh’ Lokon juga pasti ada di sana. Lebih hebat dan gelegar letusan vulkanik gunung Lokon. Tepatnya hari ini adalah hari pendidikan nasional, 2 Mei 2012. Semburan dahsyat abu vulkanik gunung Lokon kemarin seakan ingin menjadi prolog presentasi Lokon Marching Band siang ini dengan gemuruh bunyi harmoni bunyi perkusi yang menggigit, bunyi suara hasil tiupan tuba, trumpet dan perangkat alat tiup modern serta gemulai tari para cheerleaders dan barisan guards dengan warna-warni khasnya. Lokon Marching Band yang juara 3 kali berturut-turut juara lomba marching band Izusu Cup 2005, 2007 dan 2009 untuk seluruh Indonesia Timur menjadi salah satu pioner pemgembangan marching band di Tomohon, bahkan untuk Sulut atau malah Indonesia Timur pada masa kini.
Sampai tahun 2003 awal, pawai-pawai hari pendidikan nasional di Tomohon oleh sekolah-sekolah dari berbagai tingkat sampai 1-2 perguruan tinggi di Tomohon dilengkapi dengan gemuruh drumband dengan litani-litani musik kavelari seperti layaknya pasukan gagah menuju medan laga menembak musuh atau ditembak oleh musuh. Alunan mars-mars itu yang tegas pembangkit semangat pantang menyerah, kini telah berubah total ke musikalisasi alat-alat perkusi, horn dan bells yang sangat menarik.
Tidak sebatas lagu-lagu mars seperti ingin mengertak nyali tentara musuh, melainkan kini lagu melankolispun biasa menjadi ‘gemuruh’ indah di tengah khalayak. Belum lagi peran guards yang bikin pertunjukan Lokon Marching Band seperti dijaga oleh putri-putri layaknya putri-putri kayanngan penjaga istana surga dengan gaun dan bendera penuh artikulasi bentuk dan warna spesifik.
Pawai 2 Mei Kota Tomohon, dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional tahun 2012 ada gemuruh musik Lokon Marching Band. Sebagaimana kami yang tinggal di kaki gunung Lokon melihat semburan abu vulkanik kemarin seperti untaian kreasi seni alam dari Tuhan sang Mundi Creator (pencipta dunia), maka mendengar gemuruh musikalisasi Lokon Marching Band dalam setiap pawai 2 Mei hari pendidikan dan pawai 17 Agustus hari kemerdekaan RI di jalan-jalan raya utama Kota Tomohon adalah sesuatu yang unik di Kota yang dipercantik parasnya kotanya oleh pegunungan Lokon, Mahawu dan Masarang yang gagah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H