Negeri nusantara kita sungguh kaya akan keberagaman dalam banyak hal yang tidak dimiliki oleh Negara manapun di jagat raya ini. Â Sebagai generasi yang lahir di bumi pertiwi ini sudah sepatutnya kita berbangga akan berlimpahnya keanekaragaman warisan budaya, bahasa, adat istiadat, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.Â
Sudah puluhan bahkan ratusan tahun kesemuanya hidup damai berdampingan di negeri ini oleh karena nilai-nilai luhur yang sudah ditanamkan oleh para leluhur dan tokoh bangsa kita. Semboyan sakral Bhinneka Tunggal Ika menjadi bukti pengejawantahan dari nilai-nilai luhur tersebut yang dibangun para pendiri bangsa kita untuk melestarikan pluralisme yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bila akhir-akhir ini nilai-nilai kebhinekaan tersebut terusik oleh sikap konflik dan pandangan dari beberapa kelompok dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan ambisi atau kepentingan diri dan kelompoknya serta tidak lagi sejalan dengan tujuan semulanya, tentu hal itu menjadi keprihatinan kita bersama.
Bersyukur saat ini pemimpin negara kita Bapak Presiden Joko Widodo tak akan pernah lelah dan pantang mundur untuk tetap menjaga keutuhan NKRI yang dibingkai dalam slogan keramat Bhinneka Tunggal Ika dalam menghadapi gempuran-gempuran para pihak yang ingin merongrong kesatuan bangsa.
Bagaimana dengan kita generasi muda millennia khususnya sebagai orang muda Katolik menyikapi kondisi yang bisa juga semakin mengkhawatirkan tersebut ? Teladan luhur dari Alm. Mgr Albertus Soegijapranata SJ yang juga diangkat sebagai pahlawan bangsa kita yaitu 100 % Katolik sekaligus 100% Indonesia patut menjadi daya dorong dan semangat  sebagai orang muda untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada bangsa ini dengan tetap menjaga dan merawat warisan luhur tersebut.
Seperti juga yang telah ditunjukkan oleh Rama kepala Paroki saya Rm Eduardus Didik Cahyono SJ, sebagai seorang imam Jesuit yang masih berusia muda, mengajak kami para orang muda Katolik di Bongsari untuk berani keluar (inklusif)  agar lebih mengenal dengan berbaur dan menyapa sesama orang-orang muda dari lintas agama dalam berbagai kegiatan kebersamaan. Diantaranya melalui pendekatan seni budaya, dialog kebangsaan, kunjungan ke tempat-tempat ibadah dari berbagai agama, juga merajut komunitas lintas iman khusus orang muda. Diharapkan melalui media tersebut bisa merawat  persaudaraan sejati, tetap menjaga keberagaman dan bukannya merusak rumah besar kita Indonesia.
Kenapa mesti mengajak orang muda ? Tidak bisa di pungkiri karena masa depan bangsa justru berada di tangan kita para orang muda. Untuk itulah sebagai generasi penerus kita mesti semakin memahami kedalaman pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika, agar kita makin terampil untuk  merawat, melindungi, menjaga serta merajutnya bagi kepentingan dan kelestarian hidup berbangsa dan bernegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H